SS Sebut Ada yang Menakutkan Masyarakat Selain Politik Genderuwo
- account_circle Redaksi
- calendar_month Ming, 11 Nov 2018
- visibility 1
 |
| ISTIMEWA |
Istilah
politik genderuwo yang dilontarkan Presiden Jokowi membuat “heboh”. Beberapa
mengkritik pernyataan Jokowi tersebut. Tak terkecuali dari kubu lawannya di
Pilpres mendatang. Seperti Sudirman Said (SS) yang merupakan bagian dari tim
sukses pasangan Prabowo-Sandi.
politik genderuwo yang dilontarkan Presiden Jokowi membuat “heboh”. Beberapa
mengkritik pernyataan Jokowi tersebut. Tak terkecuali dari kubu lawannya di
Pilpres mendatang. Seperti Sudirman Said (SS) yang merupakan bagian dari tim
sukses pasangan Prabowo-Sandi.
Sudirman
Said menyebut, mengenai politik genderuwo yang sedang ramai jadi perbincangan,
masyarakat sepertinya lebih takut genderuwo ekonomi. ”Justru yang lebih
ditakutkan adalah genderuwo ekonomi,” tegasnya.
Said menyebut, mengenai politik genderuwo yang sedang ramai jadi perbincangan,
masyarakat sepertinya lebih takut genderuwo ekonomi. ”Justru yang lebih
ditakutkan adalah genderuwo ekonomi,” tegasnya.
Selain
itu, Sudirman Said juga mengomentari peristiwa di Boyolali terkait Prabowo yang
sempat mengucapkan “Tampang Boyolali” diusir kalau masuk hotel mewah di Jakarta.
Sebagaimana diketahui, ucapan itu mendapat respon masif masyarakat Boyolali. Bahkan
digelar aksi dengan salah satu oratornya adalah bupati setempat.
itu, Sudirman Said juga mengomentari peristiwa di Boyolali terkait Prabowo yang
sempat mengucapkan “Tampang Boyolali” diusir kalau masuk hotel mewah di Jakarta.
Sebagaimana diketahui, ucapan itu mendapat respon masif masyarakat Boyolali. Bahkan
digelar aksi dengan salah satu oratornya adalah bupati setempat.
”Menurut
saya, kampanye fokusnya jangan yang begitu-begitu. Kampanye itu fokusnya pada
penyadaran masayarakat bahwa punya persoalan ekonomi, pengangguran anak-anak
muda, persoalan harga-harga yang tidak terjangkau, begitu,” paparnya. (andrew/has)
saya, kampanye fokusnya jangan yang begitu-begitu. Kampanye itu fokusnya pada
penyadaran masayarakat bahwa punya persoalan ekonomi, pengangguran anak-anak
muda, persoalan harga-harga yang tidak terjangkau, begitu,” paparnya. (andrew/has)
- Penulis: Redaksi
