Ita Rahmawati
Tiga tahun nyantri di pondok
pesantren, menghadirkan aktivitas yang sebelumnya belum pernah dilakoni. Sejak
di pesantren Ita Rahmawati mempunyai satu aktivitas baru, ia mulai gemar
membaca, terutama bacaan sastra.
pesantren, menghadirkan aktivitas yang sebelumnya belum pernah dilakoni. Sejak
di pesantren Ita Rahmawati mempunyai satu aktivitas baru, ia mulai gemar
membaca, terutama bacaan sastra.
Hal itu Ita lakukan sebab untuk
membunuh kebosanan yang datang. Sebabnya, saat di pondok pesantren banyak waktu
luang yang ada. Waktu luang itu menurutnya sangat membosankan.
membunuh kebosanan yang datang. Sebabnya, saat di pondok pesantren banyak waktu
luang yang ada. Waktu luang itu menurutnya sangat membosankan.
”Di pesantren tak banyak pekerjaan
yang bisa dilakukan, paling aktivitasnya hanya ngaji dan ngaji, serta berkumpul
dengan teman-teman. Tak banyak pekerjaan lain yang bisa dikerjakan. Untuk itu ,”
kata Ita kepada Lingkar Muria.
yang bisa dilakukan, paling aktivitasnya hanya ngaji dan ngaji, serta berkumpul
dengan teman-teman. Tak banyak pekerjaan lain yang bisa dikerjakan. Untuk itu ,”
kata Ita kepada Lingkar Muria.
Mulai dari situ, perempuan
kelahiran Jepara, 4 Oktober 1997 ini mencoba pegang buku. Dari hanya
memegangnya Ita mulai membaca, lama-kelamaan kebiasaannya membaca di kala
senggang itu terasa menyenangkan.
kelahiran Jepara, 4 Oktober 1997 ini mencoba pegang buku. Dari hanya
memegangnya Ita mulai membaca, lama-kelamaan kebiasaannya membaca di kala
senggang itu terasa menyenangkan.
”Enak banget, terutama
bacaan-bacaan sastra yang ringan seperti buku Hafalan Salat Delisa. Ceritanya
yang menyentuh dan banyak unsur pendidikan morilnya membuat saya betah
berlama-lama dengan buku. Praktik waktu luang itu berubah menjadi waktu riang,”
imbuh mahasiswi UNISNU Jepara ini.
bacaan-bacaan sastra yang ringan seperti buku Hafalan Salat Delisa. Ceritanya
yang menyentuh dan banyak unsur pendidikan morilnya membuat saya betah
berlama-lama dengan buku. Praktik waktu luang itu berubah menjadi waktu riang,”
imbuh mahasiswi UNISNU Jepara ini.
Ita menuturkan, sebelumnya dirinya
tak akrab sama sekali dengan buku, tetapi sejak merasakan kebosannya yang
hilang akibat aktivitasnya membaca, kini perempuan yang mengambil Jurusan
Tarbiyah Pendidikan Agama Islam ini akrab dengan dunia buku. Kegemarannya
dengan buku tetap sama, Ita tetap gandrung dengan bacaan-bacaan sastra yang
ringan. (lil)
tak akrab sama sekali dengan buku, tetapi sejak merasakan kebosannya yang
hilang akibat aktivitasnya membaca, kini perempuan yang mengambil Jurusan
Tarbiyah Pendidikan Agama Islam ini akrab dengan dunia buku. Kegemarannya
dengan buku tetap sama, Ita tetap gandrung dengan bacaan-bacaan sastra yang
ringan. (lil)