Breaking News
light_mode

Membaca Secara Lengkap Artsotika Muria

  • account_circle Redaksi
  • calendar_month Rab, 2 Jun 2021
  • visibility 57

 

Instagram senisamar

Menyebut Muria, tidak bisa
sertamerta, sebuah wilayah secara geografis. Juga administratif. Muria, adalah
Alam dan Manusia. Yang didalamnya terdapat aneka ragam peradaban. Namun jika
merujuk pada Geografi dan Administrasi, Muria berada di tengah Segitiga Hijau,
yaitu Kota Pati, Jepara dan Kudus. Ketiga kota tersebut dalam wilayah Jawa
Tengah – Indonesia.

Artsotika Muria, Adalah menyamakan
rasa (EQ) dan pemikiran (IQ), bergotongroyong di seputar Gunung Muria, dalam
bentuk apapun, yang bertujuan menjaga, merawat, mengembalikan, dan
menumbuhkembangkan potensi Muria. Dalam hal Sumber Alam maupun Masyarakatnya.
Potensi Muria yang Eksotis dikemas dalam bentuk Art.

Instagram artsotikamuria


1.a. Menjaga dan Merawat Hayati.
Keindahan alam Muria, bisa terbilang mepesona. Tanah subur ditumbuhi aneka
hayati. Pohon Parijatha, Aren, Bendho, Dadap, Eukaliptus, Gintung, Ingas, Jati,
Anggrek, kopi, durian, rambutan, kapuk randu, dan lainnya. Binatang liar
melengkapi dan menambah suasana mepesona. Monyet ekor panjang, Macan tutul,
Elang jawa, Babi hutan, Kidang, Bebek rawa, dan lainnya. Artsotika Muria,
sebagai Ruang Bergotongroyong di seputar Muria, dirasa perlu untuk mendata
ulang, jenis aneka Hayati yang masih ada. Kemudian menjaga dan merawat dengan
langkah tertentu (ayo dirembug), agar jangan sampai rusak bahkan punah.
Sekiranya perlu, lewat jalur hukum (perlindungan hayati Muria).

1.b. Menjaga dan Merawat Tanah, Air
dan Batu. “..orang bilang, tanah kita tanah surga. Tongkat kayu dan batu
menjadi tanaman,” sepenggal lirik lagu dari Group Band Legendaris,
KOESPLUS dengan judul KOLAM SUSU. Gambaran itu ada di Muria. Tanah kita memang
tanah SURGA. Tinggal bagaimana menjaganya. Beberapa wilayah di seputar Gunung
Muria, kemiringan tanahnya retan akan longsor. Beberapa batu digali
(ditambang). Beberapa desa seputar Muria, kekurangan air. BENARKAH? Artsotika
Muria, Ruang untuk nyengkuyung menjaga dan merawatnya. Mengedukasi warga
setempat, betapa pentingnya mejaga lingkungan, untuk anak cucu. Tangan jahil
dari luar, perlu kiranya ada ikatan Hukum.

1.c. Menjaga dan Merawat Budaya.
Yang meliputi tradisi, seni, Adat-istiadat, Sejarah, Folklor, Artefak, Situs.
Dari sekian Budaya yang ada di seputar Muria, belum terdata secara maksimal.
Sementara ini data, masih banyak dalam bentuk lisan. Jika data tersebut
tertulis dalam bentuk Dokumen (buku), atau yang lainnya, tentu lebih menarik.
Bentuk Menjaga, dalam hal Doukumen. Festival Patiayam, adalah salah satu bentuk
Menjaga dan Merawat Situs Patiayam, agar situs tersebut tidak keluar dari
Habitatnya.

2.a. Mengembalikan Hayati. Beberapa
tumbuhan yang punah, dikembalikan dengan cara reboisasi. Memang tidak semudah
membalikan telapak tangan, jika dilakukan hanya segelentir kelompok peduli
lingkungan. Gotongroyong, akan terasa ringan. Lain halnya perlakuan terhadap
binatang liar. Sebut saja Monyet Ekor Panjang. Bagi masyarakat, pada masa
tertentu, monyet menjadi hama. Hingga banyak yang memburu dan membunuhnya. Saat
ini mulai punah. Untuk mengembalikan kemudian menjaga dan merawatnya, perlu
keterlibatan warga setempat, secara ketat.

2.b. MengembalikanTanah, Air dan
Batu. Untuk Tanah yang terlanjur rusak/longsor memang susah untuk dikembalikan.
Kemampuan kita hanya merawatnya, dengan langkah penanaman secara besar-besaran.
(jika ada yang punya ide, soal pengelolaan atau pengolahan tanah, kita
sengkuyung bareng). Air? Setelah melakukan diskusi di 3 Kota (di Omah Pencu
desa Panjang, kecamata BAE – Kudus, Pendapa Padepokan di desa Pohgading,
kecamatan Gembong Pati, dan di Rumah Belajar Ilalang desa Kecapi kecamatan
Taunan-Jepara), krisis air melanda warga Muria. Mari kita bergotongroyong
mencari penyebab dan solusinya. Air milik masyarakat, bukan milik Perorangan
atau Perusahaan. Persoalan Batu seperti Tanah! Yang masih bisa dilakukan, salah
satunya adalah: menghentikan PENAMBANGAN Batu secara besar-besaran.

2.c. Mengembalikan Budaya. Dari
hasil diskusi 3 kota, ada beberapa hal yang hilang. Peninggalan sejarah, 
tradisi, kesenian, folklor, dan lainnya. Data memang belum lengkap sepenuhnya.
Dari hasil duskusi, masyarakat yang peduli mulai bergerak. Jika tidak terlacak,
Revitalisasi atau sejenisnya, sekiranya perlu dilakukan. Seperti halnya yang
dilakukan Rumah Kartini Jepara, membuat Gong Senin. Seniman Pati dalam rintisan
merevitalisasi Wayang Sonean, yang nyaris punah.

3.a. Menumbuhkembangkan Hayati.
Budidaya dan pengembangbiakan secara berkelanjutan. Hal ini perlu adanya
pemantik atau motivasi sebagai pendukung. Misalnya tanaman Kopi. Munculnya
produksi Kopi Muria dengan berbagai merek dan Cafe atau Warung Kopi, membuat
Kopi Muria terangkat. Kopi Nangka yang semula terabaikan, warga kini mulai
bergairah menumbuhkembangkan. Tumbuhan Nilam sebagai bahan Parfum, mulai
dikembangkan. Binatang liar yang sudah langka, DILARANG diburu. Biarkan
berkembang biak secara alami. Atau dibantu pengembangbiakannya.

3.b. Menumbuhkembangkan Tanah, Air
dan Batu. Selain longsor, mungkin beberapa tanah garapan mulai rusak. Salah
satu faktor penyebab, pupuk anorganik. Kita kembali pada hal yang Organik atau
alami. Cara tradisional untuk pengolahan tanah, kiranya perlu dikembangkan
dengan pola kekinian. Soal Air. Perlu peningkatan perawatan. Jauhkan dari pencemaran.
Pengelolaan Air secara mandiri.

3.c. Menumbhkembangkan Budaya.
Nguri-nguri budaya, memang penting. Lebih penting lagi, ngurip-uripi. Seni
Ketoprak Pati bertahan hidup, karena diuripi/dihidupi masyarakat. Menggali
potensi lokal, menjawab tantangan global. Pasca era Melinia, kembali pada
tradisi. Penggalian budaya pada akar, seperti haalnya yang dilakukan Rumah
Karitini jepara pada Gong Senin, dan Seniman Pati pada wayang Sonean, tidak
berhenti pengembalian. Langkah dan upaya lain, perlu ditumbuhkan. Komunitas
Kopi Muria, membuat kegiatan Tradisi Wiwit. Ini salah satu contoh nyata, untuk
menumbuhkembangkan budaya. 

Instagram sulistiyoraden14

Di tahun 2019, kita coba tawarkan dan mengawali, menata Muria. Peran
masyarakat/warga setempat, sangat penting. Tanpa keterlibatannya dalam hal
Menjaga, Merawat, Mengembalikan dan Menumbuhkembangkan, tinggal menungu waktu.
Muria semakin HANCUR! Dan alam yang akan Menjawabnya. #artsotikamuria

TBRS-Semarang, 31 Desember 2018, tulisan ini
sebelumnya sudah dimuat di blog pribadi Widyo Babahe Leksono

 

  • Penulis: Redaksi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Nindy Korban Mutilasi dan Pembakaran Adalah Sosok Mandiri

    Nindy Korban Mutilasi dan Pembakaran Adalah Sosok Mandiri

    • calendar_month Sab, 16 Des 2017
    • account_circle Redaksi
    • visibility 54
    • 0Komentar

    Nindy Juga Pekerja Keras Status Facebooknya yang menunjukkan Nindy memang pekerja keras Lingkar Muria, PATI – Korban mutilasi dan pembakaran oleh suami sendiri, Siti Saidah, 21, alias Sinok alias Nindy, di mata keluarga merupakan perempuan yang mandiri. Selain mandiri, Nindy juga terkenal pekerja keras. Saryadi, ayah Nindy menuturkan, putri bungsunya itu memang mandiri dan juga […]

  • Nyamuk Merebak di Desa Dadirejo, Warga Sindir Desanya sebagai Wisata Nyamuk

    Nyamuk Merebak di Desa Dadirejo, Warga Sindir Desanya sebagai Wisata Nyamuk

    • calendar_month Sab, 28 Jul 2018
    • account_circle Redaksi
    • visibility 54
    • 0Komentar

     Spanduk bertuliskan wisata sejuta nyamuk terpasang di Desa Dadirejo Kecamatan Margorejo kemarin. PATI – Warga Desa Dadirejo Kecamatan Margorejo geram. Hal itu lantaran desanya yang diserbu nyamuk akibat limbah di sungai yang menumpuk. Wargapun menyindir dengan memasang spanduk bertuliskan “Desa Wisata Sejuta Nyamuk”. Ada beberapa sudut yang dipasang spanduk desa wisata nyamuk. Seperti di gapura […]

  • Pansus Hak Angket DPRD Pati Datangkan Ahli Hukum Tata Negara untuk Perkuat Proses Pemakzulan Bupati

    Pansus Hak Angket DPRD Pati Datangkan Ahli Hukum Tata Negara untuk Perkuat Proses Pemakzulan Bupati

    • calendar_month Sen, 25 Agu 2025
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 77
    • 0Komentar

    PATI – Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket DPRD Kabupaten Pati menghadirkan dua ahli hukum tata negara, Bivitri Susanti dan Muhammad Junaidi (Wakil Rektor III Universitas Semarang), untuk memperkuat kajian dalam proses pemakzulan Bupati Pati, Sudewo. Kehadiran kedua pakar tersebut berlangsung pada rapat Pansus pada Senin, 25 Agustus 2025, guna mendalami temuan-temuan yang sudah dikumpulkan oleh […]

  • Polresta Pati Tindak Tegas Oknum Polisi Pemukul Massa Aksi, Brigadir TGP Diamankan

    Polresta Pati Tindak Tegas Oknum Polisi Pemukul Massa Aksi, Brigadir TGP Diamankan

    • calendar_month Sab, 16 Agu 2025
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 97
    • 0Komentar

    PATI – Polresta Pati bergerak cepat merespons video viral yang memperlihatkan aksi pemukulan oleh oknum polisi terhadap massa aksi unjuk rasa pada 13 Agustus 2025. Oknum tersebut, yang diketahui berinisial Brigadir Polisi TGP, telah diamankan dan akan menjalani proses hukum internal. “Kapolresta Pati melalui Wakapolresta Pati, AKBP Petrus Parningotan Silalahi, menyampaikan terima kasih atas informasi […]

  • Dewan Soroti Potensi Bencana Musim Kemarau, Kekeringan Makin Meluas

    Dewan Soroti Potensi Bencana Musim Kemarau, Kekeringan Makin Meluas

    • calendar_month Sel, 28 Agu 2018
    • account_circle Redaksi
    • visibility 69
    • 0Komentar

    PATI – Dalam sebulan ini, musim kemarau melanda Kabupaten Pati. Diprediksi musim kemarau tahun ini bakal mencapai puncaknya hingga September. Berbagai bencana mengintai, yang paling mengkhawatirkan persoalan kekeringan air. Melihat hal tersebut, DPRD Kabupaten Pati mengimbau agar masyarakat sebelumnya telah bersiap. Dimana bencana kekeringan menjadi rutinitas yang dialami masyarakat Kabupaten Pati tiap tahunnya. Khususnya yang […]

  • Polresta Pati Gelar Operasi Patuh Candi 2025: Tekankan Kesadaran, Bukan Sekadar Penindakan

    Polresta Pati Gelar Operasi Patuh Candi 2025: Tekankan Kesadaran, Bukan Sekadar Penindakan

    • calendar_month Sen, 14 Jul 2025
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 81
    • 0Komentar

    PATI – Operasi Patuh Candi 2025 resmi dimulai di Pati. Polresta Pati menggelar apel gelar pasukan Senin (14/7/2025) pagi di halaman Mapolresta. Operasi yang berlangsung selama 14 hari (14-27 Juli 2025) ini melibatkan ratusan personel gabungan dari kepolisian, TNI, Dishub, Satpol PP, dan instansi terkait lainnya. Kapolresta Pati, Kombes Pol Jaka Wahyudi, memimpin apel dan […]

expand_less