JEPARA, LINGKARMURIA.COM – Jepara juga punya potensi ikan bandeng berkualitas yang sudah diakui pasar. Bandeng kualitas terbaik dihasilkan dari
Desa Ujungwatu, yang terletak dekat dengan pantai utara Jawa, Kecamatan Donorojo, Jepara.
Wilayah ini merupakan pusatnya budidaya ikan bandeng, yang lebih dikenal sebagai Bandeng Kartini.
Keistimewaan Bandeng Kartini ini terletak pada citarasa dan kualitas ikan yang tinggi, serta kebersihannya yang tidak bau lumpur. Setiap musim panen, pasokan ikan ini dikirimkan ke pasar-pasar besar, diantaranya Juwana, Semarang, dan Jakarta.
“Bandeng Kartini di Donorojo memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh bandeng lainnya, yaitu tidak berbau tanah, dan harganya di pasar tetap tinggi, dengan selisih Rp. 2000 per ekor lebih tinggi dibandingkan dengan bandeng dari daerah lain. Bandeng Kartini dari daerah ini juga lebih cepat laku,” kata Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Jepara, Farikhah Elida.
Selama ini, usaha tambak bandeng di Ujungwatu masih mengandalkan metode tradisional. Hanya 1,5 ton ikan yang dapat dihasilkan dari setiap hektare tambak dengan luas keseluruhan tambak mencapai 300 hektare.
Namun, sekarang pemerintah melalui Dinas Perikanan tengah memperkenalkan metode semi-intensif untuk budi daya Bandeng Kartini dengan model kawasan atau klaster.
Selain memberikan penyuluhan kepada petambak, upaya perbaikan tambak juga mencakup pemanfaatan listrik dan teknologi seperti kincir air. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas panen ikan bandeng.
Hal ini juga melibatkan perbaikan sarana jalan produksi dengan penggunaan cor beton.
“Ini tengah kami coba jadikan kawasan, dalam 1 hektar ada 20 ribu ikan. Pengelolaannya sudah semiintensif, sudah ada teknologinya,” tutur Elida.
Saat ini, baru 5 hektare tambak yang telah diubah menjadi klaster, sesuai dengan surat keputusan Menteri Perikanan Nomor 16 Tahun 2022.
Setelah menjadi klaster yang lengkap dengan metode budi daya semi-intensif, diperkirakan hasil panen akan meningkat hingga 2 kali lipat per musim, atau setiap lima bulan.
“Rencananya, panen berdasarkan metode ini akan dilakukan sekitar dua bulan lagi dengan hasil sekitar 3 ton per hektare,” katanya.
Tidak hanya fokus pada budidaya ikan, Dinas Perikanan juga memberikan dukungan penuh untuk meningkatkan nilai tambah Bandeng Kartini dengan mendorong keluarga petambak untuk menciptakan inovasi produk olahan dari bandeng seperti otak-otak, nugget, bakso, abon, dan produk lainnya.
“Setelah panen kan langsung dijual keuntungannya hanya itu. Namun, jika melalui pengolahan melibatkan para istri, itu akan lebih tinggi nilai jualnya, dia keuntungannya lebih banyak,” ujarnya.
Berdasarkan data sepanjang tahun 2022, nilai produksi bandeng di Jepara mencapai 149.309.950 kilogram dengan kontribusi empat kecamatan. Donorojo menjadi wilayah paling produktif dengan hasil sebanyak 74.654.950 kilogram, diikuti oleh Kedung 37.327.500 kilogram, Mlonggo 22.396.500 kilogram, dan Kecamatan Jepara 14.931.000 kilogram.
Penulis : Arif
Editor : Fatwa