Breaking News
light_mode

Akhlak dan Perubahan Peradaban Pasca Pandemi

  • account_circle Redaksi
  • calendar_month Ming, 22 Mei 2022
  • visibility 36
Ngaji budaya Suluk Maleman

Akhirnya setelah 26 bulan digelar secara live streaming, Ngaji NgAllah Suluk Maleman akhirnya bisa kembali digelar secara tatap muka. Hal itu bisa dilakukan setelah kasus Covid-19 kian melandai, sehingga pembatasan kegiatan yang merupakan dampak pandemi juga dilonggarkan.

Dalam pengajian yang diselenggarakan pada Sabtu (21/5/2022) tersebut , Anis Sholeh Ba’asyin mengingatkan tentang pembelajaran yang seharusnya dapat dipetik dari peristiwa pandemi. Pandemi setidaknya telah memberi gambaran tentang kemungkinan perubahan mendasar bagi bentuk peradaban di masa mendatang.

“Salah satunya pembelajaran tentang perlakuan terhadap lingkungan hidup. Saat pandemi, tingkah laku manusia seperti di rem dan hasilnya di kota-kota besar banyak burung yang sebelumnya tidak pernah terlihat, kembali yang muncul. Alam seperti mekar kembali dengan segar. Tapi saat aktivitas manusia mulai bergeliat, alam kembali terpinggirkan,” ujarnya.

Budayawan yang juga penggagas Suluk Maleman juga mengingatkan akan adanya perubahan peradaban pasca pandemi. Diantara yang terlihat yakni perkembangan dunia digital yang begitu pesat. Sehingga penting untuk mengetahui tantangan yang akan dihadapi untuk mempersiapkan kuda-kuda yang kuat dalam memasukinya.

“Karena bagaimanapun, masa depan arahnya lebih mengandalkan dunia digital. Bukan tidak mungkin pembelajaran maupun pekerjaan yang bisa dilakukan secara virtual akan menjadi pola yang digunakan di masa depan. Apalagi akan jauh mengurangi biaya dan tenaga,” tambahnya.

Dengan perkembangan dunia digital tersebut, Anis mengingatkan pentingnya meneguhkan kembali fundamen akhlak dan adab masing-masing anggota masyarakat. Karena dengan kecepatan perkembangan dunia digital, peraturan dan hukum untuk mengaturnya akan selalu jauh tertinggal di belakang dibanding kepesatan perubahan yang terjadi di masyarakat.

Dengan mengutip sebuah hadits, Anis menegaskan bahwa tujuan penting agama adalah adalah untuk mengutamakan kemuliaan akhlak manusia. Akhlak sendiri adalah kepribadian yang salah satu unsur terpentingnya terbentuk karena kebiasaan sehingga harus dilatih dengan benar.

Akhlak terbukti  penting untuk menjaga perkembangan sains dan teknologi yang begitu pesat. Tanpa dilandasi akhlak yang baik maka sains dan teknologi  rentan membawa kerusakan. Hal itupun seperti sudah terlihat dari dampak kerusakan sosial dan lingkungan yang terjadi pasca revolusi industri.

“Tanpa akhlak, kepesatan perkembangan sains dan teknologi akan seperti menyerahkan senjata super canggih ke tangan kanak-kanak,”tambahnya.

“Salah satu contoh kecil misalnya; saat ini kepesatan perkembangan media sosial tidak dibarengi menguatnya etika saat menggunakannya. Padahal seharusnya medsos menjadi wujud ekspansi pergaulan riil yang ada. Kalau interaksi sosial riil  membutuhkan adanya tenggang rasa, sopan santun dan seterusnya; tapi itu semua justru menguap dan tak terlalu terlihat di medsos,” demiukian tambahnya.

Anis mencontohkan, kalau dalam interaksi riil orang tidak bisa sembarangan masuk ke rumah orang lain apalagi langsung ikut nimbrung dalam percakapan; tidak demikian yang terjadi di medsos. Semua orang bisa melakukan itu; dan seringkali bisa berkomentar semaunya dengan tanpa pertimbangan etika. Kebanyakan bahkan  sudah berkomentar terlebih dahulu tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi.

“Maka yang kemudian terjadi adalah pola berpikir bahwa suara mayoritaslah yang menjadi kebenaran. Parameter kebenaran bergeser menjadi sekadar banyak sedikitnya jumlah orang yang menyuarakannya,” satirenya.

Ilyas Arifin M.Ag, akademisi Unnes yang menjadi salah satu narasumber malam itu mengatakan, salah satu upaya mengerem tingkah laku adalah dengan mengingat jika manusia hidup seperti menanam. Segala yang ditanam itu sendiri nantinya akan diunduh.

“Wong urip ngundoh wohing pakarti. Orang hidup itu akan memetik buah lakunya sendiri. Kita tidak tahu kapan akan mengunduhnya, jika tidak di dunia tentu diakhirat. Itu yang harus diingat,” tambahnya.

Dengan konsep itu, maka seseorang akan lebih berhati-hati dalam setiap perilakunya, sekaligus  bisa lebih ikhlas dalam melakukannya.

“Kita tidak lagi mengharapkan balasan baik dari sesama manusia. Karena yakin nantinya akan ada buah yang kita ambil meski saat di akhirat,” tambahnya.

Sementara M. Khoiruddin, penggiat pertanian dari Blora yang malam itu juga hadir sebagai narasumber, menyebut bahwa konsep menanam juga bisa dipelajari ke dalam bentuk bersosial. Dikatakannya, saat menanam seharusnya bisa memahami jenis tanaman sehingga bisa mengetahui media tanam maupun bentuk perawatan yang tepat. Hal itu juga bisa dilakukan untuk melihat karakter dan individu yang berbeda tiap orangnya.

“Jangan sampai menanam anggrek dengan media tanam padi begitu pula sebaliknya. Dalam dunia pendidikan sebaiknya juga seperti itu. Kurikulum harus disesuaikan dengan peserta didiknya jangan disamakan. Apalagi masyarakat Indonesia begitu beragam,” ujarnya sosok yang biasa dipanggil Cak Rudd tersebut.

Disamping itu, sebegai penggiat pertanian, Cak Rudd mengurai banyak petunjuk dan arahan Al Qur’an, bahkan seringkali bersifat teknis, yang selama ini tidak sungguh-sungguh ditadaburi oleh kaum muslimin sendiri.

Pada akhirnya Budi Maryono, budayawan dari Semarang yang malam itu juga hadir, mengingatkan bahwa apa pun yang kita pelajari dan kita ketahui, jangan sampai membuat kita tidak syukur, apalagi tidak ridha terhadap kenyataan yang ada. Kita mempelajari kenyataan bukan untuk hanya sebagai pengetahuan agar tak salah melangkah. Itu saja.

“Selebihnya hanyalah soal menumbuhkan sikap ikhlas dan ridho dalam menjalani hidup, sehingga tak terbebani dengan beban yang tak perlu.

Ngaji NgAllah Suluk Maleman yang pertama kali kembali digelar secara tatap muka, tampaknya sangat menarik antusias masyarakat. Ratusan orang yang hadir secara langsung tampak suntuk mengikutinya sampai akhir. Dialog yang berlangsung di puncak acara, membuat suasana semakin meriah karena adanya plesetan-plesetan humor, baik dari narassumber mau pun jama’ah; apalagi sejak awal Sampak GusUran menemani dengan musik dan lagu koleksi mereka. (yan)

  • Penulis: Redaksi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Persipa Pati Bertekad Hentikan Tren Positif Persijap Jepara

    Persipa Pati Bertekad Hentikan Tren Positif Persijap Jepara

    • calendar_month Sab, 5 Okt 2024
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 49
    • 0Komentar

    OLAHRAGA – Persipa Pati bertekad untuk memberikan kekalahan perdana bagi tuan rumah, Persijap Jepara, dalam laga Liga 2 2024/2025 di Stadion Moch Soebroto, Magelang, Minggu (6/10/2024). Tim yang berjuluk Laskar Saridin tersebut mengincar tiga poin untuk memutus tren positif Laskar Kalinyamat yang sejauh ini belum terkalahkan dalam lima pertandingan. Pelatih Persipa Pati, Bambang Nurdiansyah, mengakui […]

  • Dari Pintu ke Pintu, Relawan Jokowi Pati Bidik Kemenangan 80 Persen

    Dari Pintu ke Pintu, Relawan Jokowi Pati Bidik Kemenangan 80 Persen

    • calendar_month Sel, 12 Mar 2019
    • account_circle Redaksi
    • visibility 29
    • 0Komentar

    Para relawan berfoto usai deklarasi kemenangan pasanagan capres 01  Matahari bersinar terik. Deru ratusan sepeda motor ikut memekikkan telinga. Berduyun-duyun ratusan orang memadati Gedung Haji di Jalan Panglima Sudirman Desa Sukoharjo Kecamatan Margorejo, Minggu (10/3/2019). Orang-orang itu adalah relawan yang hendak menyatakan diri kemenangan untuk pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin. Sebagai kandang banteng, Kabupaten Pati sangat percaya […]

  • Kepincut Menulis Buku karena Gus Zainul Milal Bizawie

    Kepincut Menulis Buku karena Gus Zainul Milal Bizawie

    • calendar_month Rab, 7 Jul 2021
    • account_circle Redaksi
    • visibility 32
    • 0Komentar

      Zainal Abidin Sueb Di tengah pandemi Covid-19, berbagai  aktivitas masyarakat serba dibatasi. Meski demikian, kondisi yang terbatas justru memicu Zainal Abidin Sueb untuk produktif, salah satunya dengan menulis buku. Sabtu (26/6/2021) lalu ia telah meluncurkan sebuah buku dengan judul “Mushaf Nusantara: Jejak, Ragam, dan Para Penjaganya”.  Pemuda kelahiran Pati, 24 Mei 1998, asal Desa […]

  • Temukan Cahaya di Tengah Kegelapan dengan Tawashul

    Temukan Cahaya di Tengah Kegelapan dengan Tawashul

    • calendar_month Sen, 27 Feb 2023
    • account_circle Redaksi
    • visibility 32
    • 0Komentar

    Kota Pati baru saja diguyur hujan sejak sore. Hujan menyisakan udara dingin dan tanah basah. Namun tidak menyurutkan semangat jamaah untuk menghadiri Suluk Maleman, Minggu (26/2/2023).  Selepas waktu Isyak, halaman Rumah Adab Indonesia Mulia, di Jalan Pangeran Diponegoro Pati sudah penuh dengan jamaah. Bahkan jamaah sampai meluber hingga tepi jalan raya tersebut. Malam itu Suluk […]

  • DPRD Pati: Konsumsi Ikan Penting untuk Penuhi Kebutuhan Gizi Masyarakat

    DPRD Pati: Konsumsi Ikan Penting untuk Penuhi Kebutuhan Gizi Masyarakat

    • calendar_month Sel, 30 Sep 2025
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 59
    • 0Komentar

    PATI – DPRD Kabupaten Pati menekankan pentingnya konsumsi ikan sebagai sumber gizi utama bagi masyarakat. Anggota DPRD Pati, Mukit, menyatakan bahwa ikan mengandung protein dan zat-zat penting lainnya yang dibutuhkan tubuh. “Kami mengajak masyarakat untuk gemar mengkonsumsi ikan. Maka kebutuhan protein dan zat lainnya akan terpenuhi untuk kebutuhan tubuh. Apalagi wilayah Indonesia sangat kaya akan […]

  • DPRD Pati Sorot Atribut Kampanye di Zona Terlarang, Minta Bawaslu Bertindak Tegas

    DPRD Pati Sorot Atribut Kampanye di Zona Terlarang, Minta Bawaslu Bertindak Tegas

    • calendar_month Sel, 29 Okt 2024
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 41
    • 0Komentar

    PATI – Joni Kurnianto, anggota DPRD Pati dari Fraksi Demokrat, menyoroti kinerja Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dalam mengawasi pelaksanaan Pilkada 2024. Ia mempertanyakan keberanian para calon dalam memasang atribut kampanye di zona terlarang, seperti di sekitar sekolah dan masjid. “Yang terjadi ini kan sebenarnya kelihatan di depan mata. Itu ada di zona-zona yang dilarang, kok […]

expand_less