Breaking News
light_mode

Melihat Cermin Diri dari Panggung “Sinden” Teater Gerak 11

  • account_circle Redaksi
  • calendar_month Rab, 27 Nov 2019
  • visibility 3
Salah satu adegan pada pentas “Sinden” Teater Gerak 11 

Apa yang terjadi di Desa Watugundul,
sejatinya juga terjadi saat ini. Menonton pentas “Sinden” ini, bisa jadi
menonton diri sendiri.

KUDUS
 Muda-mudi memenuhi Gedung Auditorium
Universitas Muria Kudus Selasa (26/11/2019) malam. Pentas 5 kota Teater Gerak
11, dengan naskah “Sinden”, tengah singgah di kota kretek itu. Singgah di
kotanya sendiri. Setelah sebelumnya memulai pentas keliling dari
Magelang,
Solo, dan Semarang. Setelah dari Kudus, Teater Gerak 11 akan menutup pentas
kelilingnya di Yogyakarta Desember nanti.

Panitia mencatat 300
pasang mata menontong lakon yang

merupakan adaptasi naskah garapan Haru Kesawa Murti ini. Seperti kebanyakan
pentas-pentas teater. “Sinden” menyuguhkan sebuah refleksi kehidupan yang makin
kacau dari hari ke hari.

Alunan gamelan nyaring
bertalu-talu. Berpadu dengan tabuhan kendang. Bersamaan dengan terbukanya tabir
di panggung. Sekaligus membuka pentas malam itu.
Sutradara
lakon Sinden, Sutrimo Astrada menyebut, Teater Gerak 11 ingin menyampaikan
kritik sosial dari panggung kesenian. Sekarang banyak terjadi oknum penguasa
yang biasanya hanya ingin tampil “bersihnya”. Biasanya di suatu daerah ada
orang yang memiliki kemampuan dan berprestasi langsung diambil tanpa memikirkan
kompleksitas.

Pentas
itu juga mengupas emansipasi wanita yang dinilai kebablasan. Itu digambarkan
dari tokoh Semi yang seorang Sinden, tapi lupa hakikatnya. Dan berbalik
menginjak Panjang sang suami yang hanya seorang pengangguran.

Menurutnya,
pentas kali ini salah satu eksperimen untuk keluar dari pakem pertunjukkan
teater kebanyakan. Dengan membalut pertunjukkan bergaya Sampakan, dia meyakini para aktor lebih bisa menikmati dan
mendalami peran yang dimainkannya.

“Gaya
sampakan, memang gaya ini teknik bermain teater itu kemasannya memang agak
berbeda dengan teknik-teknik yang pada umumnya. Kita bebaskan pemain, tetapi
benang merah harus dipegang. Kita agak mengesampingkan dramaturgi,” kata
Sutrimo.

Kisah
ini bermula ketika di alam kayangan, Sang Hyang Guru merasakan kegelisahan
akibat para dewa semakin kacau dalam bekerja. Mereka lebih suka bermain media
sosial, membaca koran, dan bermain catur. Bukan hanya itu, sifat mereka juga
berubah, yakni menjadi koruptif dan sombong.

”Alam
kayangan semakin kacau. Sudah tak ada lagi dewa yang bisa aku andalkan,” kata
Sang Hyang Guru mengawali pentas malam itu kepada Dewa Narada.

Sang
Hyang Guru lalu memiliki ide untuk memboyong Sinden dari Marcapada bernama Semi
untuk cerminan para dewa. Semi merupakan sinden kondang di Desa Watugundul.
Banyak lelaki yang tergila-gila dengan Semi, hingga membuat kacau hubungan
rumah tangga.

Tak
terkecuali Lurah Desa Watugundul bernama Tanpa Sembada, yang juga harus
bercerai dengan istrinya lantaran sang istri cemburu dengan Sinden Semi.

Panjang,
suami sinden Semi, setiap hari dibuat geram oleh sang istri lantaran jarang
sekali pulang. Sekalinya pulang, mereka bertengkar sebab hal-hal sepele.
Panjang harus merawat anak-anaknya sendirian. Sedangkan Semi, nyinden terus
menerus dengan dalih suami tak bisa memberikan nafkah yang cukup.

Dengan
dalih melestarikan budaya, Pak Lurah memperlakukan Sinden Semi melebihi
istrinya yang sudah minggat itu. Kemasyhuran Sinden Semi semakin menjadi-jadi.
Kemudian, Genjik dan Sawi, asisten Pak Lurah datang dengan membawa seorang
wartawan dari media bernama Tempe untuk meliput kemasyhuran tersebut.

Saat
asyik bercengkrama, tiba-tiba datang dua orang warga yang mengadu kepada Pak
Lurah lantaran suaminya sakit jiwa semenjak gandrung dengan Semi. Hal ini
menjadi tamparan keras untuk Pak Lurah. Sebab, bisa saja wartawan akan
menuliskan kejelekan Sinden Semi.

Namun,
Pak Lurah tak kehabisan akal. Wartawan tersebut diberi sejumlah uang tutup
mulut. Dan menuliskan hal-hal yang baik saja. Si wartawan pun menerima uang
tersebut dan menganggapnya sebagai hal yang lumrah.

Tiba-tiba
saja, datang Dewa Narada dan Yamadipati untuk menjemput Sinden Semi. Semua
warga tak ada yang berani melawan keduanya. Hanya Panjanglah yang berani
menentang permintaan itu. Meskipun Sinden Semi bersikeras untuk ikut ke kayangan
karena diiming-imingi akan dijadikan sinden yang lebih masyhur. Bukan hanya di
dunia, melainkan di kayangan juga.

Karena
kesetiaannya kepada sang istri dan keluarganya, Panjang membawa Sinden Semi
hingga tak bisa ditemukan oleh kedua dewa tersebut. Di sisi lain, Narada dan
Yamadipati bertengkar lantaran harus memutuskan untuk tetap membawa Sinden Semi
atau tidak. Narada bersikeras membawayanya, sementara Yamadipati menolaknya.

Tak
disangka, Yamadipati malah memilih tidak ikut kembali ke kahyangan. Sedangkan
Narada tetap kembali untuk melaporkan kegagalannya memboyong Sinden Semi kepada
Sang Hyang Guru. (arf)

  • Penulis: Redaksi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Super Gol Fendy Ninggar Selamatkan Muka Persipa Pati

    Super Gol Fendy Ninggar Selamatkan Muka Persipa Pati

    • calendar_month Sen, 19 Sep 2022
    • account_circle Redaksi
    • visibility 2
    • 0Komentar

      Fendy Ninggar usai mencetak gol dari tendangan jarak jauh  Sepakan keras dan terukur dari luar kotak penalti itu meluncur deras menghujam gawang Persijap Jepara. Gol cantik dari Fendy Ninggar menyelamatkan Persipa Pati dari kekalahan. Skor berakhir 2-2.  PATI – Persipa Pati menjamu tamunya Persijap dalam lanjutan Liga 2 di Stadion Joyo Kusumo pada Minggu […]

  • Dewan Pati Dorong Milenial untuk Bertani, Wujudkan Kemandirian Pangan

    Dewan Pati Dorong Milenial untuk Bertani, Wujudkan Kemandirian Pangan

    • calendar_month Kam, 19 Sep 2024
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 2
    • 0Komentar

    PATI – Anggota DPRD Pati, Yeti Kristiyanti, mengajak kaum milenial untuk berani terjun ke dunia pertanian. Ajakan ini muncul sebagai upaya memotivasi generasi muda untuk tidak memandang sebelah mata profesi di bidang pertanian. “Banyak anak muda yang menganggap bertani kurang menjanjikan. Padahal, sejatinya keberlangsungan suatu bangsa ditopang oleh ketersediaan pangan yang memadai,” ujarnya. Yeti menekankan […]

  • Edy Wuryanto; THR dan Cuti Lebaran Wajib Sesuai Ketentuan

    Edy Wuryanto; THR dan Cuti Lebaran Wajib Sesuai Ketentuan

    • calendar_month Ming, 26 Mar 2023
    • account_circle Redaksi
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto  Anggota DPR RI Komisi IX Edy Wuryanto membeberkan selama ini terjadi praktik nakal pengusaha menjelang Idul Fitri yang mencicil THR pekerja atau mengganti dengan barang lain, serta pembayaran THR setelah Idul Fitri. Karena itu pihaknya meminta pengusaha untuk taat aturan. JAKARTA – Para pengusaha diminta memberikan hak tunjangan […]

  • Aksi Demontrasi Mahasiswa Pati: Rekrutmen Perangkat Desa Diduga Diwarnai Kecurangan

    Aksi Demontrasi Mahasiswa Pati: Rekrutmen Perangkat Desa Diduga Diwarnai Kecurangan

    • calendar_month Jum, 25 Okt 2024
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 1
    • 0Komentar

    PATI – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati Pati pada Jumat (25/10/2024), menuntut transparansi dalam proses rekrutmen perangkat desa. Mereka menilai proses seleksi penuh kejanggalan, khususnya terkait perubahan metode tes dan jeda waktu pengumuman hasil yang dinilai rawan kecurangan. Arifin, perwakilan mahasiswa, menyatakan kekecewaan mereka atas […]

  • Viral Menu Steak Tower di Circa Cafe Pati, Rekomended Banget untuk Kumpul Bareng Teman

    Viral Menu Steak Tower di Circa Cafe Pati, Rekomended Banget untuk Kumpul Bareng Teman

    • calendar_month Ming, 21 Jul 2024
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 2
    • 0Komentar

    KULINER – Bagi pecinta kuliner steak wajib mencoba menu viral steak tower yang ada di Circa Cafe, Jalan Penjawi nomor 61, Randukuning, Pati, Jawa Tengah. Di Circa Cafe ini menyediakan menu steak tower yang dijamin bisa membuat lidah bergoyang dan perut kenyang. Steak tower adalah menu steak daging ayam dalam balutan tepung krispi serta daging […]

  • Bupati Haryanto Janji Tahun Depan Insentif Tenaga Honorer Naik

    Bupati Haryanto Janji Tahun Depan Insentif Tenaga Honorer Naik

    • calendar_month Sab, 24 Nov 2018
    • account_circle Redaksi
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Bupati Haryanto PATI – Angin segar berhembus untuk para tenaga honorer kategori 2 (K2) di Kabupaten Pati. Hal itu lantaran Bupati Haryanto yang berjanji akan menaikkan insentif. Rencananya, kenaikan dilakukan sebesar Rp 900 ribu per bulan. Kebijakan tersebut tidak lepas dari berbagai pertimbangan. Bupati menilai, kenaikan itu sebagai bentuk perhatian pemerintah atas dedikasi penabsian yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun […]

expand_less