Breaking News
light_mode

Situs Sangiran sebagai Verifikasi Pelajaran Sejarah

  • account_circle Redaksi
  • calendar_month Sab, 29 Agu 2020
  • visibility 41

 


Pelajaran
sejarah tentang fosil dan manusia purba sudah dipelajari oleh para pebelajar
sejak bangku Sekolah Dasar. Di jenjang Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah
Pertama, pelajaran sejarah dikemas dalam bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS).

Sementara
di jenjang Sekolah Menengah Atas, barulah
secara konkret disebut dengan ‘Sejarah’. Berbeda dengan pelajaran lain yang
bisa dilihat wujud nyatanya ̶ misalnya gaya gravitasi dalam pelajaran fisika
yang dapat dinikmati lewat pengalaman lemparan ke atas yang selalu jatuh ke
bawah, jenis-jenis hewan pemakan rerumputan, perdagingan, hingga pemakan segala dalam pelajaran biologi yang
dapat disaksikan di Kebun Binatang, atau ihwal gaya katak dalam pelajaran
pendidikan jasmani dan olahraga yang dapat dirasakan ketika berenang ̶ ,
pelajaran sejarah justru berisi tentang kehidupan masa lalu yang tak bisa
dinikmati wujud nyatanya.

Di
sekolah, pelajaran sejarah hanya ‘dikisahkan’ lewat teks atau audio-visual bagi
sekolah-sekolah yang telah ‘disambangi’ kecanggihan teknologi. Kondisi inilah
yang membuat kebanyakan pebelajar mudah merasa bosan ketika belajar tentang
sejarah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dapat menyiasati kendala ini
dengan cara mengajak para pebelajar mengunjungi lembaga pendidikan informal
yang berhubungan dengan pelajaran sejarah, seperti Museum Manusia Purba
Sangiran yang berada di Kabupaten Sragen dan Karanganyar, Jawa Tengah.

Senada
dengan ungkapan yang disampaikan oleh G. Brown Goode bahwa sudah seyogianya
museum menjadi sebuah rumah yang memelihara pikiran-pikiran hidup daripada
hanya menjadi kuburan barang-barang bekas. Dengan cara ini, museum sebagai
lembaga pendidikan informal dapat menjadi ‘obat’ atas rasa bosan para pebelajar
di lembaga pendidikan formal.

Memverifikasi Pelajaran
Sejarah

Satu
di antara layanan edukasi yang disediakan oleh Museum Manusia Purba Sangiran
adalah program School Goes to Museum[1].
Wujud layanan yang diberikan oleh pihak museum kepada para pebelajar adalah
presentasi atau ceramah interaktif, penayangan film tentang Sangiran, dan
jalan-jalan keliling museum yang dipandu oleh seorang Guide profesional. Stimulus yang diberikan oleh pihak museum yang
berupa informasi sejarah tentang fosil dan manusia purba dalam materi
presentasi serta penayangan film, diharapkan dapat direspons dengan baik oleh
para pebelajar ketika berkeliling museum untuk melihat koleksi-koleksi fosil
manusia dan hewan purba. Respons yang diharapkan adalah verifikasi oleh
pebelajar atas materi yang diperoleh selama presentasi, pemutaran film, dan
materi-materi yang telah disampaikan oleh gurunya selama di sekolah terhadap
bukti konkret di hadapannya seperti artefak dan fosil.

Pebelajar
juga dapat membandingkan antara makhluk-makhluk purba dengan makhluk-makhluk
modern seperti saat ini. Ukuran gading gajah purba dengan ukuran bermeter-meter
dapat dijadikan tolok ukur untuk menerka seberapa besar badan gajah purba jika
dibandingkan dengan gajah modern. Artefak-artefak yang digunakan oleh manusia
purba untuk membantu aktivitas mereka sehari-hari juga dapat dijadikan
pembanding dengan teknologi canggih seperti saat ini. Pengalaman berpikir seperti
ini akan lebih diingat oleh para pebelajar, sebab mereka merasakan dan melihat
secara langsung atas setiap hal yang mereka pikirkan.

Pandangan Calon
Pengajar tentang Situs Sangiran sebagai Sumber Belajar Evolusi

Museum
Manusia Purba Sangiran sebagai ‘saksi bisu’ evolusi manusia purba apakah benar-benar cocok dijadikan sumber
belajar tentang evolusi manusia menurut sudut pandang para calon pengajar? Alaninda
Saputra, Maridi, dan Putri Agustina pernah melakukan penelitian tentang
persepsi mahasiswa calon guru terhadap pemanfaatan Situs Sangiran sebagai
sumber belajar evolusi[2]. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 80% mahasiswa calon pengajar merasa Situs Sangiran
memberikan gambaran yang nyata tentang sejarah penemuan fosil manusia purba di
Jawa beserta stratigrafinya, 70% mahasiswa calon pengajar menganggap Situs
Sangiran dapat dijadikan sumber belajar evolusi secara langsung, dan 80%
mahasiswa calon pengajar menganggap pembelajaran evolusi dengan berkunjung ke
Situs Sangiran dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang proses evolusi.

Akhir
kata, kisah tentang masa lalu memang layak dimuseumkan
kok
.

Akhmad Idris, lulusan Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, b
aru-baru
ini telah menerbitkan buku kumpulan esai dengan judul
Wasiat Nabi Khidir untuk Rakyat Indonesia (2020).



[1] Muhammad Mujibur Rohman dalam Jurnal Sangiran No. 5 Tahun 2016

[2] Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains, UNS Surakarta 22
Oktober 2016

  • Penulis: Redaksi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Bupati Pati Sambut Ratusan Pemudik di Terminal

    Bupati Pati Sambut Ratusan Pemudik di Terminal

    • calendar_month Jum, 29 Apr 2022
    • account_circle Redaksi
    • visibility 56
    • 0Komentar

    Para pemudik tiba di terminal Pati PATI – Bupati Pati Haryanto bersama Wakil Bupati Saiful Arifin dan Forkopimda menyambut kedatangan para pemudik dari Jakarta yang tiba di Terminal Kembangjoyo Pati, Jumat (29/4/2022) dini hari. Total ada sebanyak 500 pemudik yang mengikuti program ini. Para pemudik ini merupakan perantau yang mengikuti program mudik gratis dari Pemerintah […]

  • Edy Wuryanto: Penghapusan Tunggakan JKN Wujudkan Keadilan bagi Masyarakat Kecil

    Edy Wuryanto: Penghapusan Tunggakan JKN Wujudkan Keadilan bagi Masyarakat Kecil

    • calendar_month Sel, 14 Okt 2025
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 64
    • 0Komentar

    GROBOGAN – Dalam sebuah acara advokasi dan sosialisasi pengembangan pelayanan kesehatan rujukan di Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan, anggota Komisi IX DPR RI, Edy Wuryanto, dengan tegas menyatakan dukungannya terhadap rencana pemerintah untuk menghapus tunggakan iuran peserta mandiri Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). “Penghapusan tunggakan ini penting untuk mengembalikan hak konstitusional masyarakat dalam memperoleh layanan […]

  • DPRD Pati Bakal Gelar Rapat Bahas Penataan Lahan, Siap Tiru Regulasi Provinsi

    DPRD Pati Bakal Gelar Rapat Bahas Penataan Lahan, Siap Tiru Regulasi Provinsi

    • calendar_month Jum, 27 Sep 2024
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 43
    • 0Komentar

    PATI – DPRD Kabupaten Pati berencana menggelar rapat bersama Penjabat (PJ) Bupati dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) untuk membahas penataan lahan di wilayah Pati. Hal ini disampaikan Ketua DPRD Pati, Ali Badrudin, menanggapi rencana penataan lahan yang tengah digodok DPRD Provinsi Jawa Tengah. “Nanti kita agendakan rapat dengan PJ Bupati, maupun Forkopimda,” ungkapnya. “Karena […]

  • Ganjar Sidak Penanganan Covid di Pati

    Ganjar Sidak Penanganan Covid di Pati

    • calendar_month Rab, 16 Jun 2021
    • account_circle Redaksi
    • visibility 41
    • 0Komentar

      Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ditemani Bupati Pati meninjau lolasi karantika pasien Covid-19 di Hotel Kencana. Penangan Covid-19 di Kabupaten Pati menjadi perhatian pihak provinsi. Gubernur turun tangan memastikan penanganan dilakukan dengan baik oleh Pemkab Pati. PATI –  Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo melakukan pantauan langsung penanganan Covid-19 di Kabupaten Pati, Selasa (15/6/2021). Kota […]

  • Ribuan Peserta Ikuti Jalan Sehat Hari Koperasi ke-78 di Kabupaten Pati

    Ribuan Peserta Ikuti Jalan Sehat Hari Koperasi ke-78 di Kabupaten Pati

    • calendar_month Ming, 13 Jul 2025
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 68
    • 0Komentar

    PATI – Ribuan warga Pati memadati halaman Setda Pati Minggu (13/7) untuk mengikuti jalan sehat dalam rangka memperingati Hari Koperasi ke-78. Acara yang bertema “Koperasi Maju, Indonesia Adil Makmur” ini dihadiri oleh Wakil Bupati Pati, Risma Ardhi Chandra, beserta perwakilan Forkopimda, Plt Sekda, pimpinan OPD, camat, dan tamu undangan lainnya. Jalan sehat yang dipenuhi dengan […]

  • Cerita Kader IPPNU Ciptakan Peluang Kerja di Masa Pandemi

    Cerita Kader IPPNU Ciptakan Peluang Kerja di Masa Pandemi

    • calendar_month Sab, 31 Jul 2021
    • account_circle Redaksi
    • visibility 50
    • 0Komentar

      Muhim adalah Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Keling, Jepara periode 2018-2020. Dia mendirikan bisnis kreatif dengan memberdayakan sejumlah kadernya.  JEPARA – Pandemi global yang melanda dunia termasuk Indonesia pada awal tahun 2020 sangat berdampak pada segala sektor, terutama sektor ekonomi. Bisnis yang pada mulanya berjalan dengan lancar harus […]

expand_less