Hidup Bukan Mampir Padu
- account_circle Redaksi
- calendar_month Rab, 20 Mar 2019
- visibility 21
![]() |
| Anis Sholeh Baasyin sedang menguraikan tema yang akan dibahas |
nyaris membudaya di kalangan masyarakat kembali menjadi sentilan dalam gelaran
Suluk Maleman yang digelar Sabtu (16/3) hingga Minggu (17/3/2019) dini hari kemarin.
sekadar mampir padu. Plesetan itu
lantaran sekarang ini masyarakat terlalu mudah meributkan sekalipun pada
hal-hal kecil.
Orang mudah mencaci dan membenci maupun memuja bahkan sekalipun tanpa pernah
saling mengenalnya. Tak hanya itu grup medsos keluarga pun kerap berujung
keributan hanya lantaran perbedaan pendapat.
Aksi terror seperti yang terjadi di Selandia Baru pun dinilai sebagai produk
yang dilahirkan dari adu domba dan penanaman kebencian. Kebencian sendiri bisa
berlangsung hingga puluhan tahun.
Anis Sholeh Baasyin pun mengingatkan agar agama jangan diperumit lantaran
hakikatnya sederhana. Agama dihadirkan sebagai salah satu wasilah agar manusia
bisa selamat sampai tujuan.
ini bukanlah tujuan atau tempat akhir dari manusia. Tapi yang terjadi sekarang
ini wasilah justru jadi bahan perselisihan,” tambahnya.
berjuang seperti di perang badar. Tak terkecuali fanatisme dalam memilih
pemilu. Padahal seharusnya pemilu sebatas tentang cara atau alat memilih
pemimpin.
Padahal Rasulullah setelah perang Badar mengingatkan jika itu hanyalah jihad
kecil. Jihad akbar justru saat harus melawan diri sendiri,” terang penggagas
Suluk Maleman tersebut.
menjadi saksi. Yakni yang selalu melihat dan menunjukkan kebenaran. Dengan
begitu umat Islam diharuskan adil. Baik terhadap kawan maupun lawan.
gara-gara teman yang salah dikatakan benar begitu sebaliknya,”tegasnya.
terikat dengan apapun yang ada di dunia. Dia pun menyebut untuk melihat sesuatu
harus dilihat jangan dari kemasan atau citranya saja.
berada di masjid. Pasti terlihat bagus semua. Tapi lihatlah saat berada di
pasar,” imbuhnya.
itu sekarang hanyalah bagian dari transaksional biasa. Setiap elit politik akan
dengan mudah berubah dari mendukung menjadi oposisi dan sebaliknya bila keadaan
berubah.
menimbulkan luka. Apa kita mau setiap lima tahun membuka luka baru,” ujarnya.
pemilihan presiden seharusnya bisa dilakukan dengan sederhana saja. Pilpres
bukanlah pertempuran maupun peperangan.
menang dan yang sedikit bukan berarti kalah. Hanya yang terpilih. Kalau belum
terpilih tentu perkara yang sederhana,” tambahnya.
begitu hangat. Terlebih dengan penampilan Sampak GusUran semakin memeriahkan
acara yang dihadiri ratusan orang tersebut. (yan)
- Penulis: Redaksi

