Breaking News
light_mode

Syahadah, Kesaksian, dan Kenyataan

  • account_circle Redaksi
  • calendar_month Sel, 21 Mei 2019
  • visibility 31


Suluk
Maleman pada edisi ke 89 di bulan Ramadan kali ini kembali mengajak untuk
mengulik makna syahadah. Konsep syahadah yang tak sekadar ucapan lisan menjadi
sentilan tersendiri bagi warga yang datang dalam ngaji budaya tersebut.

Sabrang
Mowo Damar Panuluh bahkan membuka dialog dengan menyebut jika syahadah menjadi
suatu fondasi sebuah sistem dalam berkehidupan. Baginya konsep dari syahadat
adalah sebuah kepercayaan. Dan rasa percaya itulah yang kemudian menjadi hakim
dalam perjalanan.

“Misalnya
kita mau ke Jogja tapi tidak tahu jalan. Akhirnya kita percayakan pada Google
Maps. Dan kita akhirnya bisa menemukan titik tersebut. Begitu pula dalam
memulai perjalanan kita berikrar dan menjalankan sistem dengan konsep syahadat
tersebut,” terang pria yang karib disapa Noe Letto ini.

Anis
Sholeh Baasyin menambahkan, banyaknya manusia yang terjebak pada sesuatu yang
formal dan hanya lisan kerap membuat penurunan drastis dalam sikap keagamaan.
Bersyahadat dikatakannya tak hanya dilakukan dengan lisan namun harus dengan
keseluruhan daya dan upaya.

“Syahadat
lebih bagaimana membuktikan kebenaran Allah dan wujud paling mulia adalah Rasullulah.
Tak punya tujuan selain Allah dan citra terbaik adalah Rasullullah,” terangnya.

Dengan
konsep tersebut, maka secara batin akan bersaksi sedangkan dalam hidup selalu
berorientasi meneladani Rasulullah. Jika hal tersebut dialkukan maka sama
halnya bersyahadat dari detik ke detik dan dari waktu ke waktu

“Kita
menjadikan Rasulullah sebagai panutan utama. Dan kalau menggunakan tolak ukur
tertinggi kita pasti akan merasa kurang. Hal itulah yang kemudian menjaga agar
kita tak pernah merasa sombong. Karena pasti selalu dibawah dari panutan
tersebut,” terangnya.

Dia
pun menceritakan seorang ulama besar yang tengah berangkat haji tiba-tiba
bermimpi melihat malaikat. Dari mimpinya disebutkan ada seorang sosok bernama Ali
Muwafiq dari Damaskus yang dikatakan merupakan haji yang paling mabrur.

“Karena
penasaran akhirnya dicarilah sosok tersebut. Rupanya yang bernama Ali Muwafiq
itu seorang tukang sol sepatu. Saat itu sendiri tidak sedang beribadah haji,” ujarnya.

Lantaran
rasa penasaran itulah akhirnya ditanyakan. Ternyata sosok tukang sol itu tak
jadi berangkat haji lantaran uang yang telah ditabungnya bertahun-tahun
diberikan kepada seorang tetangganya.

“Dia
terketuk hatinya karena tetangganya rupanya tengah memasak bangkai lantaran
tidak memiliki harta lagi untuk memberikan makan kepada anak-anaknya. Meskipun
tak jadi berangkat haji, dia rupanya disebutkan haji yang paling mabrur. Yang
dilakukannya bentuk syahadat yang terbaik,” terangnya.

KH.
Ahmad Nadhif Abdul Mudjib memandang jika makna syahadah harus diaktualisasikan
sebagai keterbutuhan dan kerapuhan manusia yang bersifat asli. Sedangkan segala
kesempurnaan hanyalah milikNya. Namun seringkali manusia justru lupa bahwa
sesungguhnya berasal dari ketiadaan yang diadakan oleh yang Maha Ada.

“Dengan
konsep itulah kita akan mengakui kehambaan menjadi bentuk pembebasan paling
total. Kita akan lebih waspada,” terangnya.

Lucunya,
Gus Nadhif justru menyentil akan banyaknya sikap lupa yang justru menghamba
pada sesuatu yang bersifat material. Seperti menghamba jabatan maupun segala
hal yang bersifat duniawi lainnya.

“Seperti
orang bersodaqoh saat mau nyaleg. Lha ini yang merintah sodaqoh kursi mau, tapi
kalau diperintah sama Tuhan tidak mau. Mbah Abdullah, kakek KH. Abdullah
Salam-Kajen, setiap pagi melihat di rumah putranya ada tumpukan beras di rumah,
lantas  menyindir: wah pantas hidupmu
tentram, wong sudah ditemani tumpukan berhala. Dengan cara tersebut beliau mengingatkan
agar putra-putranya lebih waspada munculnya keterikatan pada selain Allah,” terangnya.

Karena
keterlupaan itu pulalah yang kemudian seringkali membuat manusia sering menjambret
kewenangan Allah. Banyak orang yang begitu mudah mengkafirkan. Padahal manusia
disebutkannya hanya sebagai penyeru bukan menghakimi, hakim hanyalah Allah. Diapun
mengingatkan agar lebih baik keliru menganggap orang itu muslim daripada salah
menganggap kafir.

“Secara
sederhana kebenaran ada dua yakni objektif mutlak dan nisbi. Kalau kebenaran
nisbi pendapatku bagiku benar tapi masih mungkin salah sedangkan pendapat orang
lain bagiku salah tapi masih mengandung kebenaran. Berbeda dengan kebenaran
mutlak. Meskipun kebenaran tetap tidak boleh dipaksakan kepada orang lain,” terangnya.

Terkait
hal tersebut Noe pun memiliki analogi yang begitu menarik. Dia mengibaratkan
sesama manusia selayaknya sesama siswa dalam satu kelas.

“Tentunya
sesama siswa tidak bisa mengisi rapot temannya. Sesama siswa harus sibuk
bersih-bersih kelas. Tidak menunjuk orang tapi wani tandang resik-resik kelas,”
tambahnya. (ars)

  • Penulis: Redaksi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Harga Ketela Anjlok, DPRD Pati Dorong Pemerintah Beri Perhatian Lebih

    Harga Ketela Anjlok, DPRD Pati Dorong Pemerintah Beri Perhatian Lebih

    • calendar_month Kam, 11 Sep 2025
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 51
    • 0Komentar

    PATI – Komisi B DPRD Kabupaten Pati menyoroti permasalahan yang dihadapi petani ketela saat ini akibat anjloknya harga jual. Mereka berharap pemerintah daerah memberikan perhatian lebih dan mengambil langkah nyata untuk meningkatkan kesejahteraan petani ketela. Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Pati, Muslihan, menyampaikan apresiasinya terhadap program ketahanan pangan yang fokus pada pertanian padi. “Di Kabupaten […]

  • DPRD Pati Dorong Pemkab Optimalkan Retribusi Parkir

    DPRD Pati Dorong Pemkab Optimalkan Retribusi Parkir

    • calendar_month Jum, 26 Sep 2025
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 51
    • 0Komentar

    PATI – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati untuk lebih serius dan ketat dalam memaksimalkan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor retribusi parkir. Hal ini disampaikan mengingat capaian retribusi parkir hingga Agustus 2025 baru mencapai 67,72% dari target tahunan. Wakil Ketua DPRD Pati, Bambang Susilo, menekankan pentingnya pengawasan aktif dari […]

  • Disperkim Pastikan Perizinan Perumahan New Fa-Fa Residence Pati

    Disperkim Pastikan Perizinan Perumahan New Fa-Fa Residence Pati

    • calendar_month Sel, 28 Jun 2022
    • account_circle Redaksi
    • visibility 40
    • 0Komentar

      Jalan di depan perumahan New Fa-Fa Desa Puri Pati PATI – Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Disperkim) Kabupaten Pati memastikan seluruh perizinan untuk perumahan New Fa-Fa Residence di Desa Puri Kecamatan Kota Pati sudah clear and clean. Dispekrim memberikan klarifikasi tersebut setelah ramainya informasi seputar perumahan tersebut yang dianggap melanggar tata ruang hingga menyebabkan […]

  • Wiwid Lestari saat tampil sebagai mayoret.

    Profil Wiwid Lestari Mayoret Groovy Drum Corps Pati yang Ikut Duta Genre

    • calendar_month Sab, 22 Jul 2023
    • account_circle Redaksi
    • visibility 40
    • 0Komentar

    Wiwid Lestari saat tampil sebagai mayoret. Prestasi demi prestasi terus ditorehkan oleh Wiwid Lestari, sebagai seorang pelajar dia ingin terus aktif berkegiatan dan meraih prestasi. Wiwid saat ini aktif mengikuti kegiatan marching band, dia mulai bergabung sejak November tahun 2022 lalu. Dia tergabung dengan Groovy Drum Corps. Wiwid menjadi seorang mayoret, awalnya dia tak tertarik […]

  • Anggota Komisi B DPRD Pati Yeti Dorong HIPMI jadi Penggerak Pengusaha Muda

    Anggota Komisi B DPRD Pati Yeti Dorong HIPMI jadi Penggerak Pengusaha Muda

    • calendar_month Sab, 17 Mei 2025
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 56
    • 0Komentar

    PATI – Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Yeti Kristianti mengharapkan Badan Pengurus Cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPC HIPMI) Kabupaten Pati mampu menjadi penggerak anak muda di bidang usaha. Dia menilai dengan kehadiran BPC HIPMI bakal menjadikan Kabupaten Pati lebih baik dan maju di berbagai bidang usaha. Terlebih, Kabupaten Pati […]

  • Eksotis Sekaligus Mistis dulu Petilasan Syeh Siti Jenar (2)

    Eksotis Sekaligus Mistis dulu Petilasan Syeh Siti Jenar (2)

    • calendar_month Ming, 4 Okt 2020
    • account_circle Redaksi
    • visibility 34
    • 0Komentar

      Selain eksotis, Pantai Lemah Abang konon juga mistis. Dikisahkan, dulu tempat ini merupakan petilasan dari salah seorang wali yang kontroversial pada zaman walisongo. Namanya Syeh Siti Jenar. ”Cerita-ceritanya begitu. Ada aura mistis. Temenku suatu sore pernah “disasarkan” di tengah hutan karetan, saat hendak ke pantai itu,” kata Ardian Firda Maulida, salah seorang pengunjung dari […]

expand_less