Banyak
dari kita, saya yakin setuju bahwa lingkungan yang baik akan mengantarkan kita
menjadi lebih baik. Begitu pula sebaliknya. Maka tidak heran jika para lulusan
SMA misalnya, menginvestasikan waktu mereka untuk belajar lebih keras agar
diterima di perguruan tinggi terbaik. Atau para orang tua, menyekolahkan
anaknya di tempat-tempat yang membuatnya menjadi lebih berkembang.
dari kita, saya yakin setuju bahwa lingkungan yang baik akan mengantarkan kita
menjadi lebih baik. Begitu pula sebaliknya. Maka tidak heran jika para lulusan
SMA misalnya, menginvestasikan waktu mereka untuk belajar lebih keras agar
diterima di perguruan tinggi terbaik. Atau para orang tua, menyekolahkan
anaknya di tempat-tempat yang membuatnya menjadi lebih berkembang.
Setiap
tempat, baik itu lembaga pendidikan, organisasi, komunitas, dan semacamnya,
tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Baik kelebihan maupun
kekurangan itu, pasti dapat men-trigger seseorang untuk dapat
berkembang. Meskipun yang pertama lebih mengakselerasi.
tempat, baik itu lembaga pendidikan, organisasi, komunitas, dan semacamnya,
tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Baik kelebihan maupun
kekurangan itu, pasti dapat men-trigger seseorang untuk dapat
berkembang. Meskipun yang pertama lebih mengakselerasi.
Saya
pernah merasakan berada dalam lingkungan pesantren. Tempat ini tidak diragukan
lagi, adalah yang paling baik dalam menempa anak-anak agar pandai agama. Namun,
masih banyak pesantren yang menyimpan kekolotannya. Bermimpi besar, budaya
diskusi, kebebasan berpikir, dan terbuka terhadap perbedaan, nampaknya
masih belum mengakar kuat.
pernah merasakan berada dalam lingkungan pesantren. Tempat ini tidak diragukan
lagi, adalah yang paling baik dalam menempa anak-anak agar pandai agama. Namun,
masih banyak pesantren yang menyimpan kekolotannya. Bermimpi besar, budaya
diskusi, kebebasan berpikir, dan terbuka terhadap perbedaan, nampaknya
masih belum mengakar kuat.
Waktu
kelas 3 MA, saya ditanya oleh senior. ”Pengen kuliah di mana?” tanyanya. ”UI,”
canda saya dengan nada mantap. ”Halah, mimpi,” sahutnya meremehkan. Wajar sih,
perguruan tinggi nampak begitu tinggi bagi santri di pesantren kami. Boro-boro
masuk UI atau lima perguruan tinggi top nasional, pada waktu itu santri yang
menembus Undip saja belum pernah ada. Perhatikan, punya mimpi besar dan berani
menembus batas belum menjadi budaya pada kebanyakan santri.
kelas 3 MA, saya ditanya oleh senior. ”Pengen kuliah di mana?” tanyanya. ”UI,”
canda saya dengan nada mantap. ”Halah, mimpi,” sahutnya meremehkan. Wajar sih,
perguruan tinggi nampak begitu tinggi bagi santri di pesantren kami. Boro-boro
masuk UI atau lima perguruan tinggi top nasional, pada waktu itu santri yang
menembus Undip saja belum pernah ada. Perhatikan, punya mimpi besar dan berani
menembus batas belum menjadi budaya pada kebanyakan santri.
Hal
itu berbeda 180 derajat ketika saya berinteraksi dengan mahasiswa ITS. Ketika
saya bertanya akan melanjutkan ke mana nanti setelah lulus jika memilih
melanjutkan studi, mereka begitu yakin dengan jawabannya dan tak ada orang yang
meremehkan. Mereka justru saling support.
itu berbeda 180 derajat ketika saya berinteraksi dengan mahasiswa ITS. Ketika
saya bertanya akan melanjutkan ke mana nanti setelah lulus jika memilih
melanjutkan studi, mereka begitu yakin dengan jawabannya dan tak ada orang yang
meremehkan. Mereka justru saling support.
Teman
saya dengan mantap bilang, ”Insya Allah ETH Zurich” ”Yale” ”Edinburgh, Amin”
”Wageningen, doakan ya” ”Pokoknya Amerika” ”MIT bro” ”University of Tokyo,
bismillah” dan seterusnya. Penuh dengan ungkapan optimisme.
saya dengan mantap bilang, ”Insya Allah ETH Zurich” ”Yale” ”Edinburgh, Amin”
”Wageningen, doakan ya” ”Pokoknya Amerika” ”MIT bro” ”University of Tokyo,
bismillah” dan seterusnya. Penuh dengan ungkapan optimisme.
Begitu
juga dengan saya, ketika mengutarakan mimpi saya, orang dengan sigap langsung
bertanya bagaimana planning-nya menuju ke sana. Bahkan kita berusaha
membentuk grup bagi mereka yang sama-sama berniat melanjutkan studi ke
suatu negara untuk bertukar informasi.
juga dengan saya, ketika mengutarakan mimpi saya, orang dengan sigap langsung
bertanya bagaimana planning-nya menuju ke sana. Bahkan kita berusaha
membentuk grup bagi mereka yang sama-sama berniat melanjutkan studi ke
suatu negara untuk bertukar informasi.
Itu
lah lingkungan yang baik. Perguruan tinggi memberikan bagi saya kebebasan
berpikir, bermimpi setinggi-tingginya, dan pushing the boundaries. No
matter what is your backgrounds, your social economic status, you must have a
dream, so the future is yours. Peoples here are really ambitious. Saya
bersyukur berada di tempat seperti ini.
lah lingkungan yang baik. Perguruan tinggi memberikan bagi saya kebebasan
berpikir, bermimpi setinggi-tingginya, dan pushing the boundaries. No
matter what is your backgrounds, your social economic status, you must have a
dream, so the future is yours. Peoples here are really ambitious. Saya
bersyukur berada di tempat seperti ini.
Di
ITS, semua mahasiswa bebas memilih tempat pengembangan diri, dan mereka
memiliki target yang tinggi pada dirinya masing-masing. Mereka punya semangat
juang yang tinggi untuk berkontribusi bagi almamater dan negara. Tim Mobil Sapu
Angin misalnya, yang berjuang di Shell Eco-Marathon. Waktu kompetisi di London
2016 lalu, mobil tersebut terbakar. Namun, mereka tidak pasrah pada keadaan.
Tim merakit kembali mobil mereka dan akhirnya bisa ikut kompetisi.
ITS, semua mahasiswa bebas memilih tempat pengembangan diri, dan mereka
memiliki target yang tinggi pada dirinya masing-masing. Mereka punya semangat
juang yang tinggi untuk berkontribusi bagi almamater dan negara. Tim Mobil Sapu
Angin misalnya, yang berjuang di Shell Eco-Marathon. Waktu kompetisi di London
2016 lalu, mobil tersebut terbakar. Namun, mereka tidak pasrah pada keadaan.
Tim merakit kembali mobil mereka dan akhirnya bisa ikut kompetisi.
Begitu
juga dengan Tim Robotika, HNMUN, Pimnas, MTQ, dll. Semangat juang orang-orang
yang ada di dalamnya memberi inspirasi bagi sesama anggotanya atau bahkan bukan
anggota sekalipun. Ada perjuangan yang letih di balik kesuksesan mereka di
suatu ajang kompetisi.
juga dengan Tim Robotika, HNMUN, Pimnas, MTQ, dll. Semangat juang orang-orang
yang ada di dalamnya memberi inspirasi bagi sesama anggotanya atau bahkan bukan
anggota sekalipun. Ada perjuangan yang letih di balik kesuksesan mereka di
suatu ajang kompetisi.
Mereka
berani bermimpi dan menembus batas. Spirit itu yang membawa sebuah organisasi
atau komunitas menjadi istimewa. Tempat yang baik akan turut menghantarkan
orang-orang di dalamnya menuju keberhasilan. Maka pilihlan tempat terbaik
untuk menempa diri kita.
berani bermimpi dan menembus batas. Spirit itu yang membawa sebuah organisasi
atau komunitas menjadi istimewa. Tempat yang baik akan turut menghantarkan
orang-orang di dalamnya menuju keberhasilan. Maka pilihlan tempat terbaik
untuk menempa diri kita.
Misbahul Munir, Alumni ITS Surabaya, pernah nyantri di Pondok Pesantren Darul Falah Sirahan, alumni CSSMoRA ITS.