GROBOGAN – Kondisi hutan yang semakin memprihatinkan akibat minimnya tumbuhan keras menjadi perhatian serius Serikat Petani Indonesia (SPI) Kabupaten Grobogan.
Kerentanan terhadap banjir bandang dan longsor mendorong SPI untuk mengambil inisiatif penanaman tumbuhan keras.
Rencananya, penanaman tumbuhan keras akan dilakukan serentak di kawasan hutan Desa Asemrudung, Geyer, Grobogan.
Beberapa petani di wilayah tersebut bahkan telah memulai penanaman sebagai upaya melestarikan ekologi hutan.
Puluhan petani Asemrudung bertekad menjadi petani tangguh yang mampu mencukupi kebutuhan hidup sekaligus menjaga kelestarian hutan.
Tekad ini diungkapkan dalam acara rutin tahunan, yaitu selamatan Hari Tani Nasional (HTN) 2025 di Desa Asemrudung, Geyer, Grobogan, Jawa Tengah. Acara ini merupakan wujud syukur atas lahan hutan yang ada.
Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran pengurus SPI Grobogan, Ketua Pengurus Wilayah Jawa Tengah Fatkhur Rohman, serta beberapa pengurus SPI wilayah pantura timur lainnya.
Dalam pertemuan tersebut, SPI Jawa Tengah berencana meningkatkan perekonomian petani melalui sektor koperasi dan pembuatan pupuk mandiri yang kualitasnya setara dengan pupuk kimia.
“Kita memiliki pusdiklat di setiap kota, kita manfaatkan untuk meningkatkan kapasitas para petani melalui pendidikan praktik. Meningkatnya kualitas petani otomatis akan menyebabkan petani mandiri, dan tidak tergantung dengan produk kimia,” ujar Fatkhur Rohman pada Selasa malam (30/9).
Ia juga menambahkan bahwa pihaknya berencana menjalin komunikasi intens dengan berbagai pemangku kepentingan di Jawa Tengah untuk meningkatkan kualitas petani.
Sekretaris SPI Kabupaten Grobogan, Wahyudi, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan lobi dengan beberapa perusahaan di Kabupaten Grobogan untuk meningkatkan pendapatan petani, khususnya petani Basis Asemrudung.
“Kebetulan jagung di Asemrudung ini memiliki kualitas terbaik di Grobogan sehingga bisa masuk di PT Japfa. Sayangnya, dari baru sedikit kader basis yang bisa bergabung. Alhamdulillah saat ini masih jalan,” terangnya.
Wahyudi menegaskan bahwa upayanya ini murni untuk kepentingan kader SPI. Ia berharap petani Asemrudung dapat mengambil langkah tepat untuk meningkatkan ekonomi mereka.
“Banyak sekali program yang dapat kita akses, akan tetapi butuh kepercayaan dalam pelaksanaannya. Tepiskan asumsi negatif, mari berjalan bersama untuk kemajuan petani Grobogan,” ungkapnya.
Ketua SPI Pati, Warsono, yang turut hadir, menyoroti cara peningkatan ekonomi kader melalui program atau perniagaan petani. Menurutnya, lesunya ekonomi sektor pertanian disebabkan oleh terputusnya sistem di dalamnya.
“Semua produk pertanian berasal dari petani, mulai dari jagung, padi, sayuran, kopi, dan lainnya, namun karena sektor pemasaran di tangan tengkulak (bukan kader SPI), harga mau tidak mau mengikuti kesepakatan mereka. Setidaknya, dalam satu basis harus ada yang fokus dalam bidang tersebut, sehingga harga panen dapat terselamatkan,” jelasnya.
Warsono berharap agar para petani dapat berkolaborasi dan bekerja sama sehingga roda organisasi dapat berputar dengan baik serta ekonomi keluarga terjaga.
Editor: Arif