Warga Dukuhseti Dilatih Tanggap Bencana, dari Orang Tenggelam sampai Simulasi Gempa
- account_circle Redaksi
- calendar_month Jum, 8 Feb 2019
- visibility 29
Desa Puncel Kecamatan Dukuhseti mendapat pelatihan tanggap bencana Kamis
(7/2/2019) di balaidesa setempat. Pelatihan diberikan oleh sejumlah mahasiswa
KKN Universitas Diponegoro Semarang. Pelatihan itu ditujukan untuk mengurangi
resiko bencana yang sering kali menimpa warga.
terdiri dari pemuda karang taruna maupun warga yang berprofesi nelayan antusias
mengikuti kegiatan pelatihan tersebut. Nana Rochana, dosen pembimbing Undip
menyebut, pengetahuan dasar tentang tanggap bencana harus dipahami masyarakat.
Mengingat di Dukuhseti sering terjadi bencana seperti banjir, gempa bumi hingga
orang tenggelam.
pertolongan pertama pada korban bencana yang mengalami pingsan penting
diketahui. Terlebih disini juga sebagian warganya berprofesi sebagai nelayan.
Sehingga jika terjadi kecelakaan di laut dan ada korban tenggelam,” ujar Nana.
pertama, lanjutnya, yaitu dengan menolong korban keluar dari air. Jika tidak
bisa meraih korban bisa dilakukan dengan menggunakan tali atau alat pengaman
lain untuk menolong. Setelah berhasil, yang harus dilakukan yaitu mengecek
pernafasan korban.
telinga kita di dekat mulut dan hidung korban. Ini dilakukan untik mengecek
apakah masih ada pernafasan atau tidak. Lihatlah apakah dada korban tersebut
bergerak atau tidak. Selain itu, kita juga bisa memeriksa denyut nadinya selama
10 detik,” jelasnya.
memang tidak ada denyut nadi, maka selanjutnya harus dilakukan resusitasi
jantung paru-paru atau cardiopulmonary
resuscitation (CPR). Hal ini perlu dilakukan pada seseorang yang mengalami
henti nafas karena sebab-sebab tertentu. Upaya CPR ini diharapkan mampu membuka
kembali jalan nafas yang mengalami penyempitan atau bahkan tertutup sama
sekali.
perlahan, angkatlah leher korban. Karena kemungkinan ada cidera pada leher. Lalu
pencet hidung korban hingga tertutup. Lalu ambil nafas normal, kemudian
tiuopkan nafas bantuan selalma dua detik. Setelah itu, ikuti dengan 30 kali
menekan dada korban. Saat melihat dada naik, kembali lakukan upaya itu.
Upayakan hal ini sebelum tim medis sampai di lokasi,” ujar Nana.
kegiatan yang juga dihadiri Ketua Pusdalops BPBD Kabupaten Pati, Sunarto. Dia juga
memimpin simulasi jika terjadi bencana gempa bumi. Pada kesempatan ini ia juga
menerangkan tiga hal utama yang perlu dilakukan saat terjadi bencana.
pertama pastikan sebelum menolong orang lain, diri kita dalam keadaan aman.
Setelah itu baru melakukan pertolongan pertama terhadap korban lain dan
menunggu hingga tim bantuan medis datang. Dan yang ketiga, perlu juga dilakukan
yaitu mencari barang-barang berharga yang masih mungkin bisa diselamatkan,”
kata Sunarto.
kesempatan ini, Suanrto juga mengajak kepada semua komponen masyarakat untuk
meningkatkan kesiap-siagaan dan memprioritaskan upaya Pengurangan Resiko
Bencana. Yaitu dengan terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh, mulai
dari tahap prabencana, saat bencana, sampai pascabencana.
itu, melalui pelatihan ini kami berharap akan semakin meningkatkan wawasan dan
keterampilan para peserta sebagai tambahan potensi sumberdaya kesiap-siagaan
khususnya di Dukuhseti. Sehingga masyarakat disini menjadi lebih tangguh dalam
penanggulangan dan pengurangan risiko bencana,” pungkasnya. (hus)
- Penulis: Redaksi

