Breaking News
light_mode

Surat Untuk A, dan Melihat Orang-orang Sengsara di Hari Tua

  • account_circle Redaksi
  • calendar_month Kam, 2 Mei 2019
  • visibility 26

MARGOYOSO
– Naskah “Surat untuk A” dipentaskan anak-anak Teater Aliyah Salafiyah (Teasa)
pagi kemarin. Pentas teater itu digelar dalam rangka peringatan hari pendidikan
nasional yang jatuh kemarin di aula MA Salafiyah Kajen.

Pemilihan naskah karya Siwigustin
tersebut menjadi perenungan bersama di hari pendidikan nasional.
”Konflik-konflik dalam naskah itu tak lepas dari dunia pendidikan kita hari
ini. Naskah ini sangat pas untuk peringatan hari pendidikan. Sejalan dengan
tema tahun ini menguatkan pendidikan memajukan kebudayaan,” kata Arif Khilwa,
pembina ekstrakurikuler teater sekaligus sutradara dalam pementasan tersebut.

Naskah itu menceritakan tentang
kehidupan ibu-ibu manula yang sangat gelisah, akibat kehilangan sesuatu yang
berharga di masa lalunya. Ibu-ibu tersebut kini diasuh oleh keponakannya yang
bernama Ana. Sebagai keponakan Ana nampak ikhlas merawat para bibinya tersebut.

”Ana dikisahkan sangat ikhlas karena
merasa itu sebagai penebusan dosa dirinya atas kedua orang tuanya yang telah
meninggal. Ketika kedua orang tuanya sudah tak ada, Ana diceritakan belum
sempat berbakti dan memohon maaf,” jelas Arif.

Kembali kepada para ibu manula
tersebut. Kesuma, salah satu perempuan tua itu diketahui setengah gila. Setiap
hari menunggui anak keduanya datang bertamu. Kesuma menganggap anak keduanya
masih hidup.

Padahal sudah mati bunuh diri
akibat stres. Anak kedua Kesuma sangat tertekan oleh keinginan ibunya yang menuntut
agar selalu meraih peringkat terbaik di sekolah seperti kakaknya. Karena itu si
anak kedua itu kehilangan kebebasan dan mengalami tekanan batin luar biasa.
Anak pertama Kesuma masih hidup. Dia jadi anak sukses tapi tak pernah menengok
ibunya.

Selain Kesuma ada Nanik. Dia adik
Kesuma. Tak memiliki anak dan akhirnya ditinggal kabur suaminya yang kepincut
perempuan lain. Tokoh lain juga dikisahkan sama menderitanya dengan Kesuma dan
Nanik.

Ada yang memiliki anak yang
berbakti, tetapi takut istri. Akhirnya tak berani menengok ibunya. Ada juga
yang menyesal karena selalu berprasangka buruk kepada suaminya, yang setiap
hari menghabiskan waktu untuk membaca koran.

Dia baru menyadari ketika membaca
surat wasiat sebelum suaminya meninggal. Bahwa membaca koran adalah caranya
mengisi kesepian karena istrinya sibuk jalan-jalan dengan temannya.
Ada juga yang terpaksa ditinggal
anaknya karena tidak direstui penikahan, sebab anaknya itu menikah dengan orang
yang masih terikat perkawinan dengan orang lain. Akhir cerita tersebut, Ana
kedatangan seorang ibu manula. Dia memohon bisa tinggal bersama Ana. Dia merasa
tidak diperhatikan oleh anaknya yang telah sibuk sebagai sebagai pejabat,
sedangkan cucunya juga sibuk dengan berbagai les yang dilakukan sepulang
sekolah. Praktis dia kesepian.

”Banyak pesan yang bisa diambil. Baik
sebagai anak maupun orang tua. Konflik dalam rumah tangga, gesekan antar
generasi. Disharmoni hubungan orang tua (ibu) dan anak. Pementasan ini seakan
mengingatkan kita tentang pentingnya sikap bijak dalam mejalani kehidupan.
Mengajak kita semua untuk selalu bisa menjalankan peran sesuai dengan status
yang melekat pada diri kita masing-masing,” begitu. (fmh)

  • Penulis: Redaksi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Gagal Total Jerman dan Mitos Kutukan Juara Bertahan

    Gagal Total Jerman dan Mitos Kutukan Juara Bertahan

    • calendar_month Kam, 28 Jun 2018
    • account_circle Redaksi
    • visibility 25
    • 0Komentar

    Papan skor di Stadion Kazan Arena masih menunjukkan angka 0-0, hingga menit 90. Wasit Mark Geiger menambah enam menit lagi waktu bermain. Jerman yang sedang keasyikan memburu gol menuju babak 16 besar, harus meradang di malam nan kelam Rabu (27/6) waktu setempat Rusia. Adalah Kim Yong-Gwon sang pembawa petaka untuk tim yang menyandang status juara […]

  • Seduluran, Anak Punk Se Pantura Timur Gelar Pertunjukan di Pati

    Seduluran, Anak Punk Se Pantura Timur Gelar Pertunjukan di Pati

    • calendar_month Ming, 22 Jul 2018
    • account_circle Redaksi
    • visibility 22
    • 0Komentar

     Komunitas anak punk di pantura timur menggelar pertunjukan bertajuk seduluran di Penda Kesenian komplek Stadion Joyokusumo Kabupaten Pati Kamis (19/7/2018) kemarin. Komunitas anak punk se pantura timur menggelar sebuah pertunjukan siang kemarin di Pendapa Kesenian komplek Stadion Joyokusumo. Tak hanya musik, pertunjukan seni rupa juga ditampilkan dalam kegiatan menggalang seduluran antar sesama anak punk tersebut. […]

  • Nanti Lebih Greget Lagi Persipa !

    Nanti Lebih Greget Lagi Persipa !

    • calendar_month Sen, 29 Jul 2019
    • account_circle Redaksi
    • visibility 21
    • 0Komentar

    Salam penghormatan untuk suporter  PATI – Laskar Saridin akhirnya pecah telur kemarin. Menutup putaran pertama Liga 3 Zona Jawa Tengah 2019, Persipa berhasil meraup tiga poin. Dengan kemenangan tipis atas Persikama Kabupaten Magelang di Satdion Joyokusumo, Minggu (28/7/2019). Gol kemenangan Persipa lahir dari kaki Ikris Yamhin di menit ke 24, setelah memanfaatkan bola yang memantul […]

  • Bantu Alsintan, Dukung Peningkatan Produksi Pangan di Jepara

    Bantu Alsintan, Dukung Peningkatan Produksi Pangan di Jepara

    • calendar_month Kam, 13 Sep 2018
    • account_circle Redaksi
    • visibility 20
    • 0Komentar

    SUMBER : Jepara.go.id JEPARA – Petani di Kabupaten Jepara ketiban rejeki. Melalui Kementrian Pertanian, 106 unit alat mesin pertanian (Alsintan) diberikan kepada sejumlah gabungan kelompok tani (Gapoktan) di Kota Ukir. Hal itu demi terwujudnya peningkatan produksi pangan dalam negeri. Alsintan yang diberikan itu meliputi 20 unit traktor roda dua, 20 unit pompa air, 15 unit […]

  • Gus Yusuf Chudlori ; Cinta dan Keteladanan Adalah Kunci Pendidikan Pesantren

    Gus Yusuf Chudlori ; Cinta dan Keteladanan Adalah Kunci Pendidikan Pesantren

    • calendar_month Sel, 7 Agu 2018
    • account_circle Redaksi
    • visibility 21
    • 0Komentar

    SUMBER : NU ONLINE KH Yusuf Chudlori punya konsep dalam pendidikan di pesantren. Menurutnya ada ciri khas pendidikan di pesantren. Yaitu mengedepankan cinta kasih dan suri tauladan yang baik.   Gus Yusuf sapaan akrabnya, menuontohkan jika ada seorang pendidik merasa jengkel kepada peserta didik atau santrinya maka langkah yang terbaik adalah dengan mendoakan dan mengirimkan fatihah kepadanya. […]

  • DPRD Pati Tindak Lanjuti Aspirasi Masyarakat

    DPRD Pati Tindak Lanjuti Aspirasi Masyarakat

    • calendar_month Jum, 19 Sep 2025
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 21
    • 0Komentar

    PATI – DPRD Kabupaten Pati menegaskan kesediaannya untuk menindaklanjuti aspirasi masyarakat terkait berbagai tuntutan yang disampaikan oleh Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, Jumat (19/9/2025). Salah satu tuntutan yang menjadi perhatian adalah terkait posisi Bupati Pati, Sudewo, dalam kepengurusan DPP partai. Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Pati, Hardi, menjelaskan bahwa tuntutan agar Sudewo diberhentikan dari kepengurusan DPP […]

expand_less