Jepalo Coffee Folklore: Kedai Kopi di Pati dengan Pesona Pedesaan dan Biji Lokal Pegunungan Muria
- account_circle Fatwa Fauzian
- calendar_month 2 jam yang lalu
- visibility 999

Jepalo Coffee Folklore menghadirkan pengalaman menikmati kopi dengan nuansa pedesaan yang asri dan menenangkan di Desa Jepalo, Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati.
PATI – Di tengah menjamurnya kedai kopi di Kabupaten Pati, konsep yang mengusung ketenangan dan kearifan lokal justru menjadi daya tarik tersendiri. Jepalo Coffee Folklore hadir menawarkan pengalaman ngopi berbeda dengan atmosfer pedesaan yang asri dan menenangkan.
Berlokasi di Desa Jepalo, Kecamatan Gunungwungkal, kedai ini menjadi ruang alternatif bagi penikmat kopi yang ingin sejenak menjauh dari hiruk-pikuk perkotaan.
Kedai ini menyediakan berbagai varian minuman kopi, mulai dari robusta dan arabika, hingga pilihan non-kopi seperti macha serta kopi susu.
“Kedai ini aku bikin tahun 2017 lalu. Green bean kopinya dari lokal Jepalo sini, dari lereng Pegunungan Muria,” kata pemilik Jepalo Coffee, Luqman, pada Minggu (14/12/2025).
Luqman menjelaskan bahwa aneka minuman kopinya dijual dengan harga mulai dari Rp10 ribu hingga Rp20 ribu per cangkir. Ia juga menjamin kualitas rasa produknya tidak kalah dengan yang ditawarkan oleh kedai atau kafe lainnya.
“Soal kualitas rasa pokoknya terjamin, tidak kalah dengan kedai kopi atau kafe elit di luaran sana. Kopinya aku olah sendiri, mulai dari kebun hingga menjadi kopi siap saji,” jelas dia.
Selain melayani pembelian langsung di kedai, Luqman juga memasarkan kopi dalam kemasan, baik berupa bubuk maupun roast bean.
“Kalau yang roast bean pembelinya bukan cuma dari lokal Pati, tapi luar kota juga, seperti Surakarta, Semarang, Jogja, Tangerang. Bahkan ada yang dari luar negeri, dari Hongkong,” tutur dia.
Harga roast bean mulai dari Rp170 ribu hingga Rp190 ribu per kilogram, sedangkan kopi bubuk kemasan dijual dengan harga Rp150 ribu per kilogram.
“Tergantung jenisnya. Ada yang robusta grade bawah hingga fine,” ucap Luqman.
Selain produk standar, Luqman juga mengembangkan inovasi dengan membuat roast bean dengan rasa pisang pandan. Olahan khusus ini berasal dari tanaman kopi yang dirawat secara organik.
“Prosesnya dari perawatan pertanian. Saya beri tumpang sari pohon pisang. Jadinya beraroma pisang creamy dan rasanya pandan. Per 200 gram roast bean saya jual Rp120 ribu, kalau per gelas kopinya Rp20 ribu,” terang dia.
Salah satu pelanggan tetap Jepalo Coffee adalah Ulin, warga Kecamatan Tlogowungu. Menurutnya, kedai ini sangat cocok untuk menikmati kopi.
“Suka aja sama suasananya. Di pelosok pedesaan dan disuguhkan dengan pemandangan persawahan dan pegunungan. Tiap minggu sekali saya pasti datang ke sini,” ucapnya.
Editor: Arif
- Penulis: Fatwa Fauzian
