Breaking News
light_mode

Gus Mus Sentil Soal Agama dan Kemanusiaan

  • account_circle Redaksi
  • calendar_month Jum, 28 Des 2018
  • visibility 48
Suasana ngaji budaya Suluk Maleman bersama Gus Mus


PATI
– Sentilan yang sederhana namun sangat mengena disampaikan KH Mustofa Bisri
saat ikut mengisi dalam Suluk Maleman yang digelar pada Sabtu (22/12/2018)
malam kemarin. Pria yang karib disapa Gus Mus situ menyebut seringkali manusia
kurang bersyukur atas anugerah yang diberikan. Hal itulah yang terkadang juga
membuat carut marut atau munculnya permasalahan.
Bagi
Gus Mus, syarat orang bersyukur ialah menyadari adanya anugerah. Namun
seringkali manusia tidak mensyukuri atau tidak merasa anugera lantaran telah
terlanjur biasa. Gus Mus pun mencontohkannya dengan cara mensikapi haji dan
salat.
“Coba
dilihat orang haji menggelar syukuran sampai dua kali sebelum berangkat dan
setelah pulang. Tapi saat salat tidak pernah menggelar syukuran. Apa karena
orang merasa mendapat nikmat anugerah ketika haji tapi tidak saat
salat,”ujarnya dengan gaya khas guyonannya.
Contoh
lain dikatakannya jarangnya orang yang bersyukur atas nikmat bernafas. Padahal
bagi orang yang memiliki penyakit pernafasan mampu bernafas dengan baik tentu
hal yang sangat berharga.
“Ada
hal lain yang jarang kita sadari dan syukuri. Bahwa kita dianugerahi Gusti
diciptakan menjadi manusia itu anugerah yang besar sekali. Manusia dibekali
nurani dan akal pikiran yang tidak dianugerahkan pada makhlukNya yang
lain,”terangnya.
Berbeda
dengan batu dan pasir, meski sama makhluknya tapi diciptakan tidak bisa
apa-apa. Kemudian tanaman meskipun bisa berfikir dan merasa namun tidak bisa
mengekspresikan. Begitu pula hewan meski bisa berfikir, merasa dan
mengekspresikan tapi tidak bisa sempurna.
“Kita
dimulyakan Tuhan melebihi makhluk lainnya tapi tidak pernah mensyukurinya.
Mensyukuri itu menjaga agar peparing anugerah tetap menjadi sesuatu yang tetap
membahagiakan. Menggunakannya sebagaimana kita diinginkan menggunakan peparing
itu. Tuhan telah menganugerahkan nurani dan akal pikiran,”tambahnya.
Hanya
saja seringkali akal pikiran dan nurani yang tidak digunakan itulah yang
diakuinya kerap menjadikan awan menjadi hitam seperti yang dipilah menjadi tema
Suluk Maleman ke 84 tersebut. Banyak manusia yang hanya kelihatannya saja.
“Manusia
itu kalau kedua tangannya sudah memegang sesuatu saat ditawari lagi tentu akan
menolak. Berbeda dengan kethek (Monyet,Red) meski kedua tangannya sudah
memegang tapi jika ditawari sesuatu dia akan menjulukkan kakinya. Nah sudah ada
beberapa orang yang seperti itu. Jadi sudah agak kethek,”guyonnya lagi.
Bagi
Gus Mus sendiri beragama itu saat manusia tetap menjadi manusia. Seperti halnya
dengan tetap bersyukur. Bahkan Gus Mus menilai Nabi Muhammad itu sebagai
manusia paling manusia. Kanjeng Nabi orang yang mengerti manusia sekaligus
memanusiakan manusia.
“Tapi
yang terjadi sekarang banyak yang mengaku umat kanjeng nabi tapi perilakunya
berlawanan. Sekarang ini banyak yang kelihatannya manusia tapi tidak manusia.
Siapapun yang tidak seperti dia dianggap tidak manusia.
Padahal
tipikal yang seperti dikatakannya tidak tahu nantinya akan masuk surga atau
neraka namun telah berani menghakimi orang lain. Padahal dalam beragama
seharusnya mengajak bersama-sama ke surga bukan sebaliknya.
“Ada
perempuan suci Rabi’ah Adawiyah. Dalam doanya dia pernah meminta agar saat mati
badannya dibesarkan hingga memenuhi neraka. Hal itu dimintanya agar jangan
sampai ada orang lain yang masuk ke neraka,”terangnya.
Dalam
kesempatan itu Gus Mus sempat berpesan agar tidak berlebih-lebihan dalam hal
apapun. Tak terkecuali dalam momentum pemilihan presiden yang akan datang
ini.Dia pun mempersilakan untuk memilih capres dan cawapres manapun.
“Tidak
usah diforsir habis-habisan karena nantinya akan ada momen lima tahunan
berikutnya. Kalau sudah dihabiskan sekarang nanti malah tidak bisa ikut di
momen lima tahunan berikutnya,”ujarnya.
Senada
dengan Gus Mus, Habib Anis Sholeh Baasyin penggagas Suluk Maleman juga
menekankan pentignya beragama dengan bergembira. Menurutnya saat bergembira
maka hati akan menjadi luas.
“Begitu
juga beragama seharusnya juga meluaskan hati,”imbuhnya.
Dia
pun juga berharap agar persoalan pilpres tidak sampai membuat melupakan kalau
masih ada masalah lain yang harus ditangani. Dia juga berharap agar masyarakat
tidak sekedar mengikuti arus hingga menjadikan negara kerumunan saja.
“Siapapun
presidennya yang jadi kita tetap sama maka itu jangan sampai rebut,”tegasnya.
Candra
Malik, seorang narasumber lainnya menambahkan, dalam berdakwah memang
seharusnya dilakukan dengan merangkul bukan memukul. Dakwa dilakukan untuk
menentramkan bukan menyeramkan serta membahagiakan bukan malah membahayakan.
“Dalam
berdakwah bertujuan mengajak orang sebanyak-banyaknya untuk masuk surga. Jangan
justru mendorong mereka masuk neraka,”terangnya.
Jalannya
ngaji budaya itupun semakin hangat karena selain Gus Mus dan Candra Malik turut
hadir pula Prie GS dan harjanto Halim. Ratusan peserta yang hadir pun semakin
dimanjakan dengan suguhan dari Sampak Gusuran. (hus)

  • Penulis: Redaksi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Menjadi Guru Idola

    Menjadi Guru Idola

    • calendar_month Ming, 10 Nov 2019
    • account_circle Redaksi
    • visibility 39
    • 0Komentar

    Ilustrasi ayobandung.com Guru idola? Guru yang diidolakan siswa tidak harus guru yang cantik, atau ganteng. Bukan guru yang paling kaya atau paling pintar. Banyak kriteria untuk menjadi seorang guru idola. Jika kedatangan sang guru sangat dinantikan oleh siswa, ini merupakan langkah awal untuk menjadi guru idola.  Di era sekarang, banyak hal yang diinginkan oleh pelajar […]

  • Kolaborasi, Anggota DPRD Pati Suhartini dan Dinsos Tangani Gelandangan

    Kolaborasi, Anggota DPRD Pati Suhartini dan Dinsos Tangani Gelandangan

    • calendar_month Sen, 30 Jun 2025
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 30
    • 0Komentar

    PATI – Kasus Kris Sugiyanto (50), warga Kaborongan yang hidup tanpa tempat tinggal dan mengalami depresi, menyoroti kondisi rumah singgah di Kabupaten Pati. Setelah mendapat perawatan di Rumah Pelayanan Sosial PGOT Karya Mandiri, Pemalang, perhatian kini tertuju pada perbaikan fasilitas rumah singgah di Pati. Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Pati, Suhartini (PDI Perjuangan), yang berperan […]

  • Jaga Kelestarian Pantai Tanam Ribuan Mangrove di Pesisir Utara

    Jaga Kelestarian Pantai Tanam Ribuan Mangrove di Pesisir Utara

    • calendar_month Ming, 8 Agu 2021
    • account_circle Redaksi
    • visibility 43
    • 0Komentar

      Penanam mangrove di pantai  Desa Bulimanis Kidul Kecamatan Margoyoso, Pati oleh mahasiswa yang tergabung dalam KMMP Semarang. PATI – Ribuan bibit mangrove ditanam di pantai Desa Bulumanis Kidul, Kecamatan Margoyoso, Pati, Minggu (8/8/2021) pagi. Penanaman itu diprakarsai sekelompok mahasiswa dari Pati yang menimba ilmu di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo. Mereka tergabung dalan Keluarga […]

  • Fraksi PKS DPRD Pati Minta Kebijakan Pariwisata Libatkan Masyarakat dan Industri Kepariwisataan

    Fraksi PKS DPRD Pati Minta Kebijakan Pariwisata Libatkan Masyarakat dan Industri Kepariwisataan

    • calendar_month Ming, 31 Agu 2025
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 48
    • 0Komentar

    PATI – Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati menyampaikan apresiasi atas dukungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati terhadap dua Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) inisiasi DPRD, yaitu tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Pelaku Usaha Perikanan dan Pergaraman, serta Perubahan atas Perda Nomor 8 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan. “Kami Fraksi PKS mengapresiasi […]

  • Unit Kerja BRI Pati Tingkatkan Keakraban dengan Nasabah Lewat Jajanan Tradisional di Hari Pelanggan Nasional

    Unit Kerja BRI Pati Tingkatkan Keakraban dengan Nasabah Lewat Jajanan Tradisional di Hari Pelanggan Nasional

    • calendar_month Sel, 9 Sep 2025
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 48
    • 0Komentar

    PATI – Seluruh unit kerja BRI di Pati turut memperingati Hari Pelanggan Nasional 2025 dengan menyambut nasabah secara khusus. Peringatan ini tidak hanya dilakukan di BRI Kanca Pati, tetapi juga di dua unit BRI KCP, 41 BRI Unit, dan 2 kantor kas. Agus Sumartono, Supervisor Penunjang Operasional BRI Cabang Pati, mengungkapkan bahwa seluruh unit kerja […]

  • Menyedihkan Ibu dan Bayi Nekat Terjun Bebas dari Lantai 10 Hotel di Pati

    Menyedihkan Ibu dan Bayi Nekat Terjun Bebas dari Lantai 10 Hotel di Pati

    • calendar_month Sen, 8 Jan 2018
    • account_circle Redaksi
    • visibility 40
    • 0Komentar

    Lingkar Muria, PATI – Peristiwa tragis terjadi Senin (8/1/18) pagi. Hari itu seorang perempuan bersama banyinya nekat terjun bebas dari lantai 10 Hotel Safin Jalan Pangeran Diponegoro Pati. Seperti diketahui, perempuan itu terjun bersama bayinya yang masih berusia delapan bulan. Kedua jatuh di dekat Pos Satpam hotel tersebut. General Manager Hotel Safin, Agus Sunarto kepada […]

expand_less