Bencana Alam, Pemerintah, dan Peran Perusahaan
- account_circle Redaksi
- calendar_month Rab, 18 Mar 2020
- visibility 1
![]() |
Ahmad Kharis |
geografis, Indonesia merupakan negara yang masuk dalam kawasan rawan bencana
alam, atau disebut Ring of Fire
Indonesia. Keadaan tersebut menyebabkan Indonesia kerap mengalami beragam
bencana alam.Seperti gempa bumi, tsunami, hingga letusan gunung berapi.
Gempa Bumi di Maluku, 26 September 2019, total rumah rusak sekitar 12.137 unit.
Jumlah kerusakan paling banyak dibandingkan bencana lainnya. Menurut data dari
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), total bencana alam gempa bumi
selama tahun 2019 berjumlah 30 kali. Paling parah berada di Kepulauan Maluku.
tips aman saat terjebak dalam gedung bertingkat atau dalam ruangan, salah
satunya memanfaatkan meja yang kokoh untuk berlindung dari reruntuhan material
bangunan.
bencana gempa bumi datang tanpa kenal waktu, maka adapula bencana di wilayah
Indonesia yang seringnya datang saat musim penghujan. Akhir-akhir ini, air
hujan mengguyur kawasan Indonesia, termasuk Pulau Jawa.
masyarakat tidak memiliki kesiapsiagaan bencana alam, maka hujan tidak hanya membawa
berkah melainkan musibah. Datangnya hujan berlarut-larut bisa mendatangkan
banjir. Tindakan kecil membuang sampah pada tempatnya merupakan langkah
menghadang datangnya banjir.
November 2019, intensitas hujan berada di posisi cukup tinggi. Datangnya air
hujan selain membawa berkah bagi makhluk hidup, mendatangkan bencana alam yang
tidak diharapkan seperti tanah longsor hingga banjir bandang.
lini twitter @TMCPoldaMetro yang diberitakan Kompas.com pada tanggal
02/01/2020 menjelaskan, beberapa titik kawasan Jakarta tergenang air banjir.
Catatan dari BNPB, setidaknya ada 7 kelurahan dari 4 kecamatan yang terendam
banjir. Selain itu, wilayah Kabupaten Tangerang dilaporkan banjir diantaranya
Kawasan Perumahan Pulo Indah, Cipondoh hingga Kota Tangerang. Kondisi debit air
yang deras mengakibatkan air banjir masuk ke rumah warga serta menyebabkan banyak
kendaraan pribadi seperti motor, mobil, dan alat berat lainnya dalam kondisi
tenggelam.
hanya ibu kota yang mengalami bencana banjir tahun ini, ibukota Provinsi Jawa
Barat juga mengalami peristiwa yang sama. Tepatnya berada di wilayah Kabupaten
Bandung Barat terjadi banjir bandang. Rumah terdampak banjir tercatat 150 rumah,
di Desa Margajaya, serta kerusakan rumah sebanyak 77 rumah berada di Desa
Cipendeuy.
hujan yang tinggi tidak hanya melanda Jakarta, ada tiga wilayah di Provinsi
Jawa Tengah menerima dampaknya. Beberapa titik di Kabupaten Kudus, Pekalongan,
dan Batang juga mengalami banjir, seperti dilansir dari AntaraNews.com.
Kudus yang diguyur hujan sejak hari Minggu (23/2) mengakibatkan sekitar 235
rumah tergenang banjir daerah Desa Jati Wetan, Desa Pasuruhan Lor,
Setrokalangan, Banget, Kedung Dowo dan Kesambi.
Pekalongan juga mengalami banjir yang cukup serius yaitu Kecamatan Tirto dan
Siwalan. Sebanyak 470 warga mengungsi ke lokasi yang aman seperti tempat
pelayanan publik dan tempat peribadatan.
Batang merasakan guyuran hujan tak henti-henti selama dua hari
(Minggu-Senin/23-24 Febuari 2020). Intensitas guyuran hujan yang tidak berhenti
mengakibatkan 10 desa terendam air bah. Operasional masyarakat dikabarkan
mengalami kemacetan dan beberapa sekolah diliburkan.
kasus banjir diatas mengajarkan, jika tidak ada usaha pencegahan dan penanganan
banjir, maka akan membuat kondisi kehidupan masyarakat semakin parah. Siapakah
yang bertanggung jawab atas musibah banjir di atas?
peran pemerintah sebagai primary agent
memiliki kekuatan penuh mengatasi banjir yang terjadi di sejumlah daerah/kota
di Indonesia. Perlu kerja sama yang sinergi antarpihak terkait untuk merumuskan
upaya menghadang datangnya banjir sejak dini. Pemerintah daerah/kota bisa
berkoordinasi dengan sektor privat atau perusahaan yang berada di sekitar area
terdampak banjir.
program tanggung jawab sosial perusahaan yang diatur dalam Undang-Undang No. 40
Tahun 2007, perusahaan wajib melaksanakan komitmen untuk berpartisipasi
menciptakan kehidupan masyarakat yang berkelanjutan, dalam hal ini konteks
penanganan musibah banjir.
Sosial Perusahaan (TSP) adalah bentuk kewajiban organisasi yang tidak hanya
menyediakan beragam kebutuhan barang dan jasa, tapi turut memperhatikan
kualitas lingkungan dan sosial serta berkontribusi memberikan pelayanan
kesejahteraan komunitasnya (Januarti & Apriyanti: 2006).
program ini, pemerintah dan perusahaan didorong menyelaraskan program kerja
masing-masing agar mencapai tujuan bersama.
pencegahan bencana alam oleh pemerintah sendiri telah dilakukan melalui
sejumlah tahapan. Ada baiknya perlu sikap kooperatif dengan perusahaan agar
keharmonisasian antarsektor pluralisme menjadi hal yang koordinatif. Adapun
cara menanggulangi banjir tersebut dijelaskan sebagai berikut:
bencana
satu upaya yang kemudian dapat diupayakan adalah mendirikan pos peringatan
bencana. Pos inilah yang nantinya menentukan masyarakat bisa kembali menempati
tempat tinggalnya atau tidak.
pemerintah dan perusahaan bisa terjalin baik sebagai upaya preventif bencana
banjir. Membuat pos peringatan bencana diusahakan saling menguntungkan antar
masyarakat. Seketika bencana alam terjadi di sudut-sudut desa, maka akan cepat
informasi terdistribusi kepada seluruh masyarakat.
tertib dan disiplin
pola hidup tertib, yaitu dengan menegakkan peraturan-peraturan yang berhubungan
dengan pelestarian lingkungan hidup. Asal masyarakat menaatinya, berarti
setidaknya kita telah berpartisipasi dalam melestarikan lingkungan. Masyarakat
juga harus disiplin.
dan perusahaan saling kerja sama mengadakan kegiatan sosialisasi kepada
masyarakat tentang pentingnya pola hidup bersih dan menjaga kelestarian
lingkungan. Perlu dukungan sikap disiplin dari masyarakat yang merupakan
refleksi dari perjalanan menjaga alam tetap asri dan bersih.
acara sosialisasi setidaknya menyasar seluruh elemen masyarakat yang terbagi
lingkup dewasa dan anak-anak. Beragam pengetahuan seputar krisis lingkungan,
dampak, serta penanganan menjadi hal prioritas mengakomodasi proses edukatif,
sehingga masyarakat memperoleh pengetahuan baru.
kategori anak-anak diberikan edukasi terkait pola hidup membuang sampah pada
tempatnya. Memulai sejak dini diajarkan menanam pohon yang berfungsi menahan
erosi tanah dan jenis-jenis pepohonan penyimpan air. Melalui kegiatan itu akan
menciptakan daya ingat anak menjaga lingkungan hingga dewasa nantinya.
tentang lingkungan hidup
ini telah dipertegas dalam konferensi dunia tentang langkah pengurangan bencana
alam, yang diselenggarakan lebih dari dua dasawarsa silam, 23-27 Mei 1994 di
Yokohama, Jepang. Forum tersebut pada masa itu merupakan forum terbesar tentang
bencana alam yang pernah diselenggarakan sepanjang sejarah. Tercatat lebih dari
5.000 peserta yang hadir berasal dari 148 negara.
dari forum-forum internasional tersintesis oleh Pemerintah Indonesia, salah
satunya membuat Forum Relawan Penanggulangan Bencana Alam (FRPBA). Forum ini
berdiri sejak tahun 2003 yang diprakarsai oleh Kelompok Pecinta Alam, Pekerja,
Mahasiswa, dan Pelajar yang memiliki maksud dan tujuan penanggulangan bencana
alam.
FRBA merupakan seseorang yang memiliki jiwa sosial, kepekaan lingkungan
sekitar, kepedulian sesama, dan terlibat aktif kegiatan sosial lainnya tanpa
mengharapkan imbalan.
diatas mempunyai peran penting menciptakan masyarakat anti sosial. Setiap
anggota berusaha memunculkan naluri kepekaan terhadap orang lain dan lingkungan
sekitar. Tindakan kolektif seperti ini perlu dipelihara seiring derasnya arus
individualistik kalangan remaja milenial.
perusahaan dan pemerintah turut memelihara kondisi sosial yang kaya
kepercayaan, norma, nilai-nilai, dan partisipasi. Sesuai komitmen negara
mewujudkan “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” akan tercapai jika antar
sektor berangkat dari niat dan tujuan yang sama.
Kharis, Dosen IAIN Salatiga
- Penulis: Redaksi