Breaking News
light_mode

Kolak Sajian Berbuka yang Lengkap dan Islami

  • account_circle Redaksi
  • calendar_month Kam, 15 Apr 2021
  • visibility 36

 

selerarasa.com

Siapa tidak tahu kolak. Kuliner khas Ramadan ini begitu melekat bagi
kaum muslim di Indonesia. Menu kolak bahkan menjadi sajian wajib saat berbuka
puasa. Rasanya yang manis dan segar membuat tenggorokan dan perut seperti
dimanjakan dalam satu sendok kolak.

Kolak yang paling populer adalah kolak pisang. Namun seiring waktu kolak
berkembang lebih beragam. Ada kolak ubi, kolak singkong, hingga kolak kolang
kaling. Satu mangkuk kolak yang nikmat cukup sederhana pembuatannya. Bahannya terdiri
dari santan, gula merah atau gula aren, garam, dan bahan utama, misalnya pisang
atau ubi.

Dari bahan-bahan itu, kolak boleh disebut menjadi sajian berbuka yang
lengkap. Manis dari gula dan isian pisang atau ubi akan menghadirkan sensasi
yang segar dan mengenyangkan perut.

Karena identik dengan Ramadan, ada yang berpandangan sajian kolak ini
punya arti lebih dari sekadar menu berbuka. Sebagaimana kuliner yang
berkenaan dengan ritual Islam, seperti apem dan kupat, website sejarah
Historia menyebut, penamaan kolak juga dikaitkan dengan bahasa Arab.

Dwi Cahyono, arkeolog dan dosen sejarah Universitas Negeri Malang,
mengutip pendapat Kyai Hasbullah dari Pondok Pinang, Kebayoran Lama,
Jakarta Selatan, bahwa kata kolak berasal dari bahasa Arab, yaitu kul laka artinya makanlah,
untukmu. Pendapat lain dari kata khala atau kholaqo. Kata ini
bisa diturunkan menjadi kholiq atau khaliq yang berarti
pencipta, pencipta alam semesta yang menunjuk kepada Allah Swt.

 “Selain berarti pencipta, dapat
pula berarti: Tuhan yang disembah, Pengatur dan Pemelihara, Pemberi bentuk, dan
Tuhan Yang Maha Perkasa. Sebutan ini dijadikan media untuk mendekatkan diri
kepada Allah,” ujar Dwi.

Unsur-unsur kolak pun dikaitkan dengan ajaran Islam. Pisang kepok yang
paling umum digunakan merujuk pada kapok, dalam bahasa
Jawa berarti jera. Penganan ini mengingatkan agar manusia jera berbuat
dosa dan segera bertobat kepada Allah Swt. 

Isian lainnya, ubi, dalam bahasa Jawa disebut telo pendem.
Filosofinya manusia harus mengubur kesalahannya dalam-dalam. Ada juga yang
menghubungkan dengan kematian. Kolak adalah media pengingat, suatu saat manusia
pasti mati dan kemudian dikubur (dipendem).

Unsur lain dalam kolak adalah santan. Dalam bahasa Jawa disebut santen,
kependekan dari pangapunten. Orang Jawa menggunakan kata ini sebagai
permohonan maaf. Kolak pun menjadi media pengingat agar manusia seantiasa
meminta maaf atas kesalahannya. (yan)

 

 

 

 

  • Penulis: Redaksi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Pj Bupati Jepara Lepas Bantuan Kemanusiaan dari Masyarakat untuk Palestina

    Pj Bupati Jepara Lepas Bantuan Kemanusiaan dari Masyarakat untuk Palestina

    • calendar_month Sen, 20 Nov 2023
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 43
    • 0Komentar

    JEPARA – Penjabat (Pj) Bupati Jepara H. Edy Supriyanta hari ini melepas bantuan kemanusiaan berupa obat-obatan dan peralatan kesehatan untuk warga Gaza, Palestina. Acara ini berlangsung di Halaman Kantor Bupati Senin, (20/11/2023). Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala DPUPR Ary Bachtiar, Kepala Diskominfo Arif Darmawan, Kepala Diskopukmnakertrans Samiaji, dan Plt. Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda […]

  • Tim Voli Putra Raih Medali Emas SEA Games 2023 Tanpa Terkalahkan

    Tim Voli Putra Raih Medali Emas SEA Games 2023 Tanpa Terkalahkan

    • calendar_month Sel, 9 Mei 2023
    • account_circle Redaksi
    • visibility 42
    • 0Komentar

    Pemain timnas voli putra berpose dengan medali emas KAMBOJA – Prestasi membanggakan diukir cabang olahraga voli indoor putra di SEA Games 2023 Kamboja, tim voli putra berhasil meraih medali emas dengan catatan sempurna. Dari babak grup hingga final timnas voli putra tak terkalahkan dan tidak pernah kehilangan satu set pun. Hari Senin (08/05/2023), tampil pada […]

  • Kemeriahan Pawai Unjuk Potensi Kabupaten Pati

    Kemeriahan Pawai Unjuk Potensi Kabupaten Pati

    • calendar_month Ming, 19 Agu 2018
    • account_circle Redaksi
    • visibility 70
    • 0Komentar

    PATI – Semarak kirab bertajuk karnaval pembangungan festival noto projo mbangun deso berlangsung siang kemarin. Ratusan peserta yang terdiri dari OPD, kecamatan, pelajar hingga ormas tumpah ruah menuyusuri jalanan Kota Pati. Masing-masing kontingen menunjukkan potensi andalan yang mereka miliki.  Seperti yang dilakukan Dinas Pertanian dan Peternakan, mereka membawa replika ayam pedaging yang besar. Tak hanya […]

  • Bacakan Dongeng, Jalin Kedekatan dengan Anak

    Bacakan Dongeng, Jalin Kedekatan dengan Anak

    • calendar_month Ming, 6 Mei 2018
    • account_circle Redaksi
    • visibility 39
    • 0Komentar

    PATI – Istri Bupati Haryanto, Musus Indarnani dikerubungi puluhan anak-anak kecil. Mereka antusias mendengarkan sebuah dongeng yang dibacakan Musus pada acara Gebyar PAUD 2018 dan pencanangan gerakan bacakan buku nasional di Alun-alun Simpang 5 pagi kemarin. Puluhan anak-anak yang masih duduk di bangku PAUD ini, nampak mendengarkan dengan seksama sebuah dongeng berjudul “Kue Keberuntungan”. Dongeng […]

  • Siara Jurnalistik Diharap Mampu mencerahkan

    Siara Jurnalistik Diharap Mampu mencerahkan

    • calendar_month Rab, 13 Des 2017
    • account_circle Redaksi
    • visibility 43
    • 0Komentar

    Lingkar Muria, PATI  – Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Jawa Tengah meminta lembaga-lembaga penyiaran menyebarkan siaran jurnalistik yang mencerahkan. Di sisi lain, KPID tegas menegur lembaga penyiaran publik yang melanggar kaidah jurnalistik dalam menyiarkan beritanya. Belakangan ini, baru satu statisun televisi lokal yang mendapat teguran keras dari KPID Provinsi Jawa Tengah, dalam penyiaran beritanya. […]

  • Dapat Bonus Demografi, 60 Persen Penduduk Jepara Usia Produktif

    Dapat Bonus Demografi, 60 Persen Penduduk Jepara Usia Produktif

    • calendar_month Jum, 28 Des 2018
    • account_circle Redaksi
    • visibility 43
    • 0Komentar

    SUMBER : JEPARA.GO.ID JEPARA – Asisten II Setda Jepara Mulyaji menyebut, Kabupaten Jepara mendapat bonus demografi. Dari 1,2 juta penduduknya, 60 persen berada dalam usia produktif. Dimana penduduknya tercatat berkisar antara umur 15 – 64 tahun. Mulyaji menganggap bonus demografi tersebut harus ditangkap sebagai peluang peluang positif dan harus didukung generasi produktif yang berkualitas. ”Jumlah […]

expand_less