KUDUS – Kabupaten Kudus memiliki potensi wisata yang lengkap berdasarkan konsep 4A (Attraction, Accessibility, Amenity, dan Activity). Namun, potensi tersebut belum termaksimalkan karena promosi dan penyebaran informasi yang kurang terstruktur dan masif. Hal ini diungkapkan oleh pengamat wisata, Eko Suseno.
Eko menjelaskan, Kudus telah memenuhi unsur penting destinasi wisata yang kuat. Dari sisi daya tarik (Attraction), terdapat perpaduan wisata rohani dengan petilasan Sunan Kudus dan Sunan Muria, wisata alam seperti keindahan Colo dan fenomena alam Rahtawu, serta kekayaan budaya yang khas.
Aksesibilitas (Accessibility) juga semakin baik dengan pembangunan infrastruktur jalan, meskipun tol Trans Jawa belum sepenuhnya rampung.
Fasilitas penunjang (Amenity) seperti hotel, penginapan, dan kuliner juga cukup lengkap. Aktivitas wisata (Activity) pun beragam, mulai dari wisata religi hingga kuliner.
“Kalau bicara accessibility, Kudus kini semakin mudah dijangkau. Walau tol Trans Jawa belum sepenuhnya rampung, kehadirannya akan meningkatkan konektivitas dan mempercepat mobilitas wisatawan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa promosi wisata (yang menjadi PR utama) tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga media massa, komunitas kreatif, dan masyarakat umum.
Untuk itu, Eko mendorong pembentukan pusat data dan informasi pariwisata Kudus yang terintegrasi.
“Harapannya, semua informasi wisata tersimpan rapi, mudah diakses, dan bisa digunakan oleh siapa pun untuk memperluas jangkauan promosi,” katanya.
Dengan promosi yang efektif, diharapkan jumlah kunjungan wisatawan meningkat, begitu pula lama tinggal mereka (length of stay). Pengembangan aglomerasi kawasan wisata Muria Raya juga menjadi momentum penting bagi Kudus untuk menjadi destinasi unggulan di Jawa Tengah.
“Ini momentum penting bagi Kudus untuk naik kelas sebagai destinasi unggulan di Jawa Tengah,” tandasnya.
Dengan strategi promosi yang tepat, Kudus dapat memaksimalkan potensi wisatanya dan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah.
Editor: arif