Breaking News
light_mode

Jembul Tulakan: Ritual Syukur Bumi Warisan Ratu Kalinyamat Ikon Wisata Jepara

  • account_circle Fatwa Fauzian
  • calendar_month Sel, 15 Jul 2025
  • visibility 64

JEPARA – Ribuan warga Desa Tulakan, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara, memadati jalanan pada Senin (14/7/2025) untuk menyaksikan Jembul Tulakan, sebuah tradisi yang digelar setiap tahun pada hari Senin Pahing bulan Apit.

Kemeriahan dan antusiasme masyarakat menjadi bukti bahwa tradisi ini masih sangat hidup dan relevan.

Bupati Jepara, Witiarso Utomo, yang hadir bersama Wakil Bupati dan jajaran pemerintah daerah, menyampaikan apresiasinya terhadap pelestarian budaya lokal ini.

“Hari ini ada tradisi Jembul Tulakan yang biasa dilakukan setiap tahun. Alhamdulillah berjalan lancar dan penuh antusiasme dari masyarakat. Mudah-mudahan ini menjadi berkah bagi Desa Tulakan,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia berharap agar Jembul Tulakan dapat dikembangkan menjadi agenda wisata tahunan yang menarik bagi wisatawan, sehingga memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah.

Petinggi Desa Tulakan, Budi Sutrisno, menjelaskan bahwa Jembul Tulakan bukan sekadar perayaan, melainkan juga memiliki nilai sejarah dan spiritual yang mendalam.

“Tradisi ini terinspirasi dari laku spiritual Ratu Kalinyamat yang bersumpah dengan kalimat ‘ora ingsun topo, budar ingsun sedurunge keset jambule Aryo Penangsang’. Dari kata jambul inilah muncul istilah Jembul, lalu dilaksanakan sedekah bumi sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT,” terangnya.

Kisah Ratu Kalinyamat menjadi inspirasi bagi masyarakat Tulakan untuk terus menjaga tradisi ini sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Jembul Tulakan sendiri terdiri dari dua bagian utama, yaitu Jembul Lanang yang berisi hasil bumi dan Jembul Wedok yang berisi aneka lauk pauk.

Keduanya diarak dalam ancak yang dihias dengan indah, mencerminkan kreativitas dan kearifan lokal masyarakat Tulakan. Selain itu, parade budaya yang melibatkan empat tokoh punggawa, yaitu Said Usman, Suto Mangun Joyo, Mbah Leseh, dan sepasukan prajurit, semakin menambah semarak acara ini.

Dengan segala keunikan dan nilai yang terkandung di dalamnya, Jembul Tulakan bukan hanya menjadi sarana pelestarian budaya, tetapi juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai daya tarik wisata yang berbasis pada kearifan lokal.

Pengembangan ini tentu membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, sehingga Jembul Tulakan dapat terus lestari dan memberikan manfaat bagi masyarakat Jepara.

Editor: Arif 

  • Penulis: Fatwa Fauzian

Rekomendasi Untuk Anda

  • Persiku Kudus Naik Kasta ke Liga 2, Bebas dari Ejekan Tim Liga 3 Abadi

    Persiku Kudus Naik Kasta ke Liga 2, Bebas dari Ejekan Tim Liga 3 Abadi

    • calendar_month Ming, 2 Jun 2024
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 31
    • 0Komentar

    OLAHRAGA – Persiku Kudus berhasil promosi ke Liga 2. Sebelumnya banyak yang meragukan Persiku Kudus akan melaju sejauh ini di kompetisi Liga 3. Kepastian promosi ke Liga 2 membuat Persiku Kudus akan lepas dari ejekan sebagai tim Liga 3 abadi. Kini Persiku Kudus sudah sejajar dengan dua klub tetangga, Persijap Jepara dan Persipa Pati. Liga […]

  • Sowan Pertama dan Terakhir ke Mbah Moen

    Sowan Pertama dan Terakhir ke Mbah Moen

    • calendar_month Kam, 8 Agu 2019
    • account_circle Redaksi
    • visibility 34
    • 0Komentar

    Momen menyejarah Seorang wartawan koran, mengisahkan pengalamannya bertemu Mbah Moen di ndalemnya. Berjabat tangan erat selama 15 detik. Dan merasakan aura positif yang merambati ke tubuhnya. Adem. Damai di tahun politik yang panas mendidih.     Ditempatkan di Rembang sejak awal September 2018, setidaknya saya sudah empat kali bersua dengan kiai kharismatik Maimoen Zubair. Dari sekian […]

  • Pemdes Bakaran Wetan Meriahkan Hari Batik dengan Pemeran Virtual

    Pemdes Bakaran Wetan Meriahkan Hari Batik dengan Pemeran Virtual

    • calendar_month Sen, 4 Okt 2021
    • account_circle Redaksi
    • visibility 31
    • 0Komentar

    Pameran batik tulis Bakaran secara virtual disiarkan langsung via YouTube. PATI – Di aula balai desa Bakaran Wetan itu sejumlah muda-mudi tampak anggun, mengenakan setelan batik tulis Bakaran. Mereka mengenakan batik motif klasik berwarna coklat gelap.  Muda-mudi itu sedang show virtual yang disiarkan secara langsung melalui YouTube, Minggu (3/10/2021). Tahun ini Pemerintah Desa Bakaran Wetan, […]

  • Safin FC Bersiap Jamu PSIR Rembang Minggu Ini

    Safin FC Bersiap Jamu PSIR Rembang Minggu Ini

    • calendar_month Rab, 5 Okt 2022
    • account_circle Redaksi
    • visibility 31
    • 0Komentar

      Pertemuan panpel saat penundaan laga antara Safin FC melawan PSIR Rembang minggu kemarin. Liga 3 Jateng 2022 akan dilanjutkan kembali, setelah dihentikan sementara untuk menghormati tragedi memilukan di Stadion Kanjuruhan Malang, (1/10/2022). Safin Pati FC akan bertanding menghadapi PSIR Rembang Minggu ini, (9/10) di Gelora Soekarno Mojoagung Trangkil Pati.  PATI – Persiapan yang dilakukan […]

  • Dana Desa di Pati Tahun 2025: Rp 380 Miliar untuk 401 Desa

    Dana Desa di Pati Tahun 2025: Rp 380 Miliar untuk 401 Desa

    • calendar_month Rab, 8 Jan 2025
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 39
    • 0Komentar

    PATI – Kabupaten Pati akan menerima alokasi Dana Desa (DD) sebesar Rp 380 miliar pada tahun 2025 dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Namun, distribusi dana tersebut menunjukkan disparitas yang signifikan antara desa-desa penerima. Desa Pasucen di Kecamatan Trangkil menjadi penerima DD tertinggi dengan anggaran mencapai Rp 1.870.060.000, terdiri dari alokasi dasar Rp 741.136.000, alokasi formula Rp […]

  • Anggota DPRD Pati Hardi : Meron Ajarkan Nilai dan Tradisi Luhur untuk Masyarakat

    Anggota DPRD Pati Hardi : Meron Ajarkan Nilai dan Tradisi Luhur untuk Masyarakat

    • calendar_month Jum, 20 Sep 2024
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 41
    • 0Komentar

    PATI – Anggota DPRD Pati, Hardi, menekankan pentingnya tradisi Meron sebagai wadah untuk mengajarkan nilai-nilai luhur kepada masyarakat. Menurutnya, Meron tidak hanya sekadar tradisi, tetapi juga mengandung makna mendalam tentang kebersamaan, rasa syukur, dan ketaatan kepada Allah SWT. “Semoga tradisi Meron tetap lestari di Desa Sukolilo, dan dapat terus menginspirasi generasi mendatang,” ujar politisi dari […]

expand_less