Bangun Kesiangan Tak Jadi Nyunrise (2)
- account_circle Redaksi
- calendar_month Sen, 10 Jun 2019
- visibility 22
![]() |
| Puncak Gunung Gede yang menakjubkan dengan kepulan asap dari kawahnya |
terlelap. Nyenyak sekali. Bangun kesiangan membuat momen sunrise hilang. Padahal momen saat matahari terbit itu menjadi
dambaan para pendaki. Termasuk kami.
yang kami bawa dari rumah. Ada kacang ijo, jagung, sosis, tempe, dan nasi. Tak
ketinggalan kopi menjadi menu sarapan kami sebelum naik ke puncak. Tak lama
masakan jadi. Semua masakan disantap tiada sisa. Sambil makan, foto-foto tak
ketinggalan.
satu tenda yang kami bongkar. Tenda teman kami dari Lampung tak dibongkar.
Rencananya saya bersama Ci’lo akan melanjutkan pendakian ke Gunung Pangrango.
rombongan kami baru menuju ke atas. Kami banyak berpapasan dengan pendaki lain
di alun-alun Surken itu. Seperti diketahui, dari berbagai sumber yang ada, nama Alun-alun
Suryakencana berasal dari sejarah Raden Suryakencana, nama lengkapnya Raden
Suryakencana Winata Mangkubumi.
yaitu pendiri kota Cianjur yang beristrikan putri Jin Islam. Pangeran Arya
menikahkan anaknya Suryakencana dengan salah satu putri bangsa Jin dan di
percayai masyarakat sekitar sampai sekarang hidup di alam Jin dan bersemayam di
Gunung Gede Pangrango.
William menuju sungai kecil untuk mengisi perbekalan air yang hampir habis.
Sementara yang lain duduk menunggu kami sambil mempersiapkan tenaga buat nanjak
nanti.
keperluan minum dan mandi Raden Suryakencana bersama rakyat Jinnya. Sementara
alun-alun dijadikan lumbung Padi. Petilasan singgasana Kerajaan Raden
Suryakencana berupa sebuah batu besar berbentuk Pelana atau tempat duduk untuk
menunggang Kuda.
mengisi perbekalan air minum, kami lanjut berjalan. Kami berjalan
pelan menuju puncak.
![]() |
| Sampai di puncak meski kesiangan |
Gede dengan kemegahan dan keindahannya. Kami akhirnya sampai juga
di puncak Gunung Gede. Tingginya 2958 MDPL (Meter Diatas
Permukaan Laut).
cantiknya kawah Gunung Gede yang mengeluarkan asap. Tanda Gunung Api
ini masih aktif. Kami istirahat sejenak sembari bergantian foto dengan pendaki
lain di tugu Puncak Gede.
Beberapa saat kemudian kami berpisah
dengan William, Elsa, Lela dan Khusnul. Saya bersama Ci’lo ingin lanjut ke
Puncak Pangrango lalu lintas lewat Cibodas, sementara mereka turun kembali di
jalur putri. (Arif Bonvink/bersambung)
- Penulis: Redaksi


