PATI – Debat publik pertama pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Pati yang diikuti oleh tiga pasangan calon (Paslon) sukses digelar pada 30 Oktober 2024 di Gedung DPRD Kabupaten Pati.
Namun, debat yang disiarkan secara langsung di televisi swasta nasional dan YouTube tersebut dinodai oleh komentar-komentar negatif dan mengarah ke black campaign.
Sejumlah akun tak dikenal menyampaikan kalimat provokatif dan ujaran kebencian terhadap para paslon selama debat berlangsung.
Menanggapi hal ini, salah satu paslon cabup, Wahyu Indriyanto, menanggapi dengan santai. Wahyu mengaku tidak khawatir dengan komentar provokatif, politik identitas, pendiskreditan personal, dan bahkan komentar yang menyinggung soal keuangan.
“Tetap kita tanggapi dengan santai, tidak perlu dikhawatirkan. Apalagi ada yang menyinggung masalah finance, itu jelas kurang tepat. Tentunya, kami bersih dan tidak ada tunggakan. Kalau misal mau cek skor BI Checking saya, silahkan saja, kami terbuka,” pungkasnya.
Salah satu pegawai Finance membantah bahwa akun provokatif tersebut merupakan pegawai dari Finance. Ia juga menegaskan bahwa Finance tidak melakukan penagihan yang tidak sesuai prosedur atau SOP, apalagi melalui media sosial.
“Juga, kami tidak melakukan penagihan yang mana tidak sesuai prosedur atau tidak sesuai SOP, apalagi menagihnya melalui media sosial,” ungkapnya.
Pihak Finance menyatakan bahwa urusan semacam ini merupakan urusan antara Finance dan nasabah. Namun, mereka berharap hal ini menjadi catatan mengingat sejak awal tahapan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Pati telah membentuk Tim Siber yang bertugas memantau konten-konten di media sosial.
Tim Siber ini beranggotakan puluhan anak muda Gen Z dan awak media yang memiliki kapabilitas. Keterlibatan Gen Z ini diharapkan dapat membantu menanggulangi pelanggaran kampanye di media sosial. Hal tersebut ditegaskan saat digelar rapat koordinasi pengawasan siber dan media massa di pemilihan serentak 2024, Selasa (15/10/2024) lalu.
Editor: Fatwa