SIMBOLIS : Bupati Haryanto dan anggota komisi IV DPR RI Firman Soebagyo menyerahkan alat mesin pertanian kepada kelompok tani di Kantor Dinas Pertanian dan Peternakan kemarin |
Lingkar Muria, PATI – Selama ini di Kabupaten Pati nilai ekonomi
pertanian masih dikuasai kalangan tengkulak. Hal ini disebabkan ketidakmampuan
petani, sebab masih banyak yang masih bertani dengan cara tradisional.
pertanian masih dikuasai kalangan tengkulak. Hal ini disebabkan ketidakmampuan
petani, sebab masih banyak yang masih bertani dengan cara tradisional.
Demikian diungkapkan anggota Komisi
IV DPR RI Firman Soebagyo saat menyerahkan bantuan alat mesin pertanian
(alsintan) di Kantor Dinas Pertanian dan Peternakan siang kemarin.
IV DPR RI Firman Soebagyo saat menyerahkan bantuan alat mesin pertanian
(alsintan) di Kantor Dinas Pertanian dan Peternakan siang kemarin.
”Petani kita kurang bersaing,
karena masih tradisional. Untu itu teknologi dalam dunia petanian sangat
dibutuhkan,” terang Firman.
karena masih tradisional. Untu itu teknologi dalam dunia petanian sangat
dibutuhkan,” terang Firman.
Untuk itu, lanjut Firman,
pemerintah menyerahkan bantuan alsintan dalam rangka meringankan beban para
petani. Pemerintah saat ini masih terus mengupayakan inventarisasi kebutuhan. ”Tiap
desa diharapkan kebutuhan mulai traktor, transplanter, mesin penyedot air,
hingga mesin pengering dapat terpenuhi,” imbuh Firman.
pemerintah menyerahkan bantuan alsintan dalam rangka meringankan beban para
petani. Pemerintah saat ini masih terus mengupayakan inventarisasi kebutuhan. ”Tiap
desa diharapkan kebutuhan mulai traktor, transplanter, mesin penyedot air,
hingga mesin pengering dapat terpenuhi,” imbuh Firman.
Dengan adanya dukungan itu, lanjut
politisi Golkar ini, produk pertanian yang keluar dari desa bisa bernilai
lebih. Misal petani padi, produk pertanian yang keluar dari desa nantinya tidak
berupa gabah kering. Namun sudah menjadi beras. ”Dari situ perputaran
perekonomian ada di desa,” lanjutnya.
politisi Golkar ini, produk pertanian yang keluar dari desa bisa bernilai
lebih. Misal petani padi, produk pertanian yang keluar dari desa nantinya tidak
berupa gabah kering. Namun sudah menjadi beras. ”Dari situ perputaran
perekonomian ada di desa,” lanjutnya.
Dengan digencarkannya mekanisasi di
bidang pertanian, tentu akan berimbas pada pengurangan tenaga kerja manusia.
”Konsekuensinya memang tenaga kerja seperti buruh tanam, buruh panen menjadi
menyusut, karena diganti alat-alat yang canggih. Untuk itu kami akan carikan
alternatif pekerjaan lain, bagi yang menggantungkan pekerjaan di sektor tenaga
pertanian,” papar Firman.
bidang pertanian, tentu akan berimbas pada pengurangan tenaga kerja manusia.
”Konsekuensinya memang tenaga kerja seperti buruh tanam, buruh panen menjadi
menyusut, karena diganti alat-alat yang canggih. Untuk itu kami akan carikan
alternatif pekerjaan lain, bagi yang menggantungkan pekerjaan di sektor tenaga
pertanian,” papar Firman.
Sementara itu, Bupati Haryanto yang
turut hadir menekankan agar bantuan yang diterima para kelompok tani ini dapat
digunakan dengan baik. Haryanto berpesan agar penggunaan alsintan mesti
diutamakan bagi desa masing-masing.
turut hadir menekankan agar bantuan yang diterima para kelompok tani ini dapat
digunakan dengan baik. Haryanto berpesan agar penggunaan alsintan mesti
diutamakan bagi desa masing-masing.
”Jangan sampai berpindah tangan.
Harus dimanfaatkan untuk desa masing-masing,” tegas Haryanto.
Harus dimanfaatkan untuk desa masing-masing,” tegas Haryanto.
Bantuan alsintan yang diserahkan
dalam kesempatan ini terdiri dari mesin pompa air, traktor, dan juga alat tanam
padi atau transplanter. Pompa ejumlah 51 unit, transplanter 8 unit, traktor
roda empat 10 unit dan traktor tangan sejumlah 51 unit. (lil)
dalam kesempatan ini terdiri dari mesin pompa air, traktor, dan juga alat tanam
padi atau transplanter. Pompa ejumlah 51 unit, transplanter 8 unit, traktor
roda empat 10 unit dan traktor tangan sejumlah 51 unit. (lil)