Menyalakan Suluh Masa Depan Literasi di Bumi Mina Tani
- account_circle Redaksi
- calendar_month Ming, 6 Okt 2019
- visibility 2
![]() |
Pembukaan bedah buku |
artikel bertema pendidikan, didoktrin untuk datang murni belajar. Para peserta
yang mayoritas guru di SD maupun SMP ini pun gayeng saja mengikuti pelatihan yang lebih mengedepankan dialog
ini.
09.30, diawali pembukaan oleh Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah
Kabupaten Pati, Suwanto. Ditandai dengan penyerahan sebanyak dua eksemplar buku
Akhir Sekolah Elite, sebagai
dokumentasi karya penulis lokal di perpustakaan daerah.
dahulu memberikan arahan (Red, lebih banyak memotivasi) tentang dunia
penulisan. Mulai bagaimana memulai menulis. Tips-tipsnya, hingga bercerita
betapa manisnya royalti penjualan buku.
menulis saja. Saya dulu juga seperti itu. Ada proses-prosesnya. Untuk menghasilkan
tulisan bagus tidak bisa serta-merta,” terang pria yang pernah aktif
menerbitkan buku bahan ajar di sekolah-sekolah ini.
bedah buku dan workshop penulisan artikel ini juga menghadirkan pegiat literasi
dari Paradigma Institue Kudus, Achmad Ulil Albab.
sebuah lembaga yang berkonsentrasi di bidang penerbitan karya, dan penggerak
literasi di Kudus dan sekitarnya. Dengan rutin menggelar kegiatan bazaar buku,
diskusi sastra, hingga penulisan buku-buku bertema kearifan local di kawasan
lingkar Pegunungan Muria.
memaparkan model artikel popular yang ada di dalam buku tersebut. Menurutnya,
tulisan-tulisan Udi Utomo dibuku tersebut patut menjadi contoh kecil untuk
memulai menulis dengan tema-tema pendidikan.
bagaimana teori penulisan artikel popular, kita bisa menengok dan membaca
artikel-artikel yang ditulis Pak Udi. Tulisannya sederhana. Ringan. Bahasanya tidak
berat. Dan yang paling penting tulisan-tulisan yang dibuatnya adalah berlatar
fakta-fakta dan peristiwa aktual yang sedang terjadi. Lalu diulas dengan
mengutip sumber-sumber buku maupun data-data lainnya. Kemudian ditutup dengan kalimat
reflektif yang sederhana pula. Ini menjadi menarik. Rata-rata semua tulisan Pak
Udi juga dibuka dengan persoalan-persoalan yang dihadapinya di lapangan,”
terang Ulil.
agar kegiatan menulis yang merupakan ketrampilan ini disetting untuk menjadi passion. ”Mulai sekarang paradigmanya
harus diubah. Menulis jadi passion. Jangan
hanya menulis untuk memenuhi syarat poin kenaikan pangkat saja,” terangnya.
masih menjadi peluang besar. Media-media massa sering menyukai tulisan-tulisan
bertema pendidikan.
banyak sekali mengalami problem-problem kebijakan birokrasi yang kadang menemui
hambatan. Hal itu tentu menjadi peluang guru untuk menuangkan
gagasan-gagasannya melalui sebuah tulisan. Entah kritik. Atau buah pemikiran
untuk menawarkan alternatif penyelesaian masalah.
kegiatan pelatihan ini meskipun panitia tidak menyediakan sertifikat dengan
durasi jam belajar, para peserta tetap antusias. Selalu mengajukan
pertanyaan-pertanyaan seputar dunia penulisan,” imbuhnya.
wajah-wajah peserta workshop. Bahkan mereka
menginginkan untuk bergotong-royong menulis antologi artikel dengan tema-tema
pendidikan yang dialami saat bergelut di bangku sekolah. Para guru itu menyalakan
suluh literasi di Bumi Mina Tani. (alb)
- Penulis: Redaksi