Breaking News
light_mode

Surga Kecil di Pelosok Jepara itu Bernama Tempur (1)

  • account_circle Redaksi
  • calendar_month Rab, 19 Jun 2019
  • visibility 2


Sungai yang jernih airnya
Gus Muwafiq. Kiai nyentrik berambut
gondrong asal Yogyakarta itu dalam suatu ceramahnya pernah mengisahkan bagaimana
dakwah di Jawa itu tidak mudah. Mau bercerita tentang surga kepada orang Jawa
tidak laku.

Surga, itu dalam penggambaran
Alquran sebagai tajri min tahtihal anhaar.
Air mengalir seperti sungai. Orang Jawa ngomong, kata Gus Muwafik. Mencari air
kok sampai surga segala? Di sini itu, sawah semua airnya mengalir.

Artinya, pasti bukan itu yang dikisahkan
ulama penyebar Islam waktu itu. Cerita surga tentang buahnya banyak juga tidak.
Karena di sini juga banyak buah-buahan.

Mengingat kisah Gus Muwafiq itu,
saya jadi teringat Desa Tempur. Sebuah desa yang berada di lereng Pegunungan
Muria di sisi utara. Termasuk dalam Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara. Dari pusat
Kota Jepara, desa ini berjarak sekitar 52 kilometer. Memakan waktu 1 jam 30
menit lebih.

Desa dengan mayoritas petani kopi
itu sebagian besar penduduknya memeluk agama Islam. Di desa tersebut, kini
sedang bergeliat pariwisatanya. Desa wisata menjadi konsep. Tempur juga sudah
menjadi bagian dari 9 desa wisata yang ada di Kabupaten Jepara.

Menuju desa ini sangat mudah. Hanya
medan jalannya saja yang bisa membuat orang was-was dan merinding. Jika baru
pertama datang. Ke Desa Tempur, seperti ke Roma. Ada banyak jalan menuju sana.

Pemandangan sawah

Bisa melalui Jepara. Bisa melalui
Pati. Dari Pati perjalanan ke Tempur bisa melalui jalan Desa Sirahan yang masuk
Kecamatan Cluwak. Menyeberang Sungai Kaligelis yang masih jernih dengan
bebatuan alamnya. Kemudian melewati Desa Damarwulan yang sudah masuk Kecamatan
Keling. Karena sudah menjadi desa wisata, petunjuk lokasi menuju Desa Tempur
sangat mudah dijumpai. Di tiap persimpangan akan ada papan hijau yang memberi
tahu kita. Masih berapa kilometer lagi jalan naik-turun yang akan ditempuh.
Dari Desa Sirahan jaraknya sekitar 13,1 kilometer. Kira-kira 35 menit
perjalanan.

Sementara dari Jepara, perjalanan
ditempuh dari Desa Jlegong. Ada gapura selamat datangnya di sisi selatan jalan.
Depan Pasar Hewan Keling. Jaraknya sekitar 19 kilometer. Sekitar 45 menit
perjalanan. Jalannya mulus. Aspal hotmix. Medannya tak terlalu naik-turun.
Standar wilayah pegunungan.

Disambut
Bukit-bukit dan Sungai Jernih
Sebelum sampai di desanya. Kita
sudah dibuat geleng-geleng. Jalan selebar kurang lebih kurang meter menjadi
akses menuju desa paling tinggi di Kota Ukir tersebut. Jalannya pun di
dinding-dinding bukit. Sebelahnya jurang.

Namun ada pemandangan menarik.
Sepanjang perjalanan, kita akan dipaksa melihat bukit-bukit yang menghijau.
Rimbun dengan beragam tanaman. Saat musim hujan bukit-bukit itu keluar mata
airnya. Tak jarang sering membuat tanah longsor.

Salah satu puncak Pegunungan Muria

Selain bukit-bukit dan Pegunungan
Muria yang panjang membentang di 3 kabupaten, sepanjang jalan sungai-sungai
mengalirkan air jernih dari mata air pegunungan. Sungai-sungai tersebut mengalir
ke desa-desa di bawahnya.

Sama seperti sungai di Kudus.
Namanya juga Sungai Kaligelis. Orang-orang tua menyebut karena sungai itu gelis banjir. Gelis dalam bahasa Jawa
artinya cepat.

Di desa ini memang alamnya yang
dijual. Bukit-bukit menjulang tinggi. Dari desa ini Puncak 29 atau saptorenggo
sangat jelas terlihat. Bentuknya meruncing. Seperti sebuah pensil besar.

Ada air yang mengalir jernih dari
mata air pegunungan. Tebing-tebing yang menghijau. Hamparan kebun kopi rakyat. Kedai-kedai
kopi yang memanjakan lidah. Hingga situs-situs sejarah seperti candi angin,
membuat desa ini semakin menarik. Ditambah lagi dengan orang-orangnya yang
ramah. Orang akan betah berlama-lama memandangi pegunungan, air sungai, dan
hamparan sawah. Ya, surga kecil di pelosok Jepara itu bernama Tempur. (alb/bersambung) 

FOTO : diolah dari Desa Wisata Tempur

  • Penulis: Redaksi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Longsor Timpa Satu Rumah di Gembong

    Longsor Timpa Satu Rumah di Gembong

    • calendar_month Sab, 3 Feb 2018
    • account_circle Redaksi
    • visibility 5
    • 0Komentar

    Sisi rumah milik Karnadi Dukuh Bengkal Kulon  RT 02 RW 07 Desa Plukaran Kecamatan Gembong tertimpa longsoran setinggi empat meter siang kemarin Lingkar Muria, PATI – Hujan lebat mengguyur beberapa wilayah di Kabupaten Pati sejak pagi hingga siang kemarin Sabtu (3/2/18). Di beberapa titik, hujan disertai pula dengan angin. Akibatnya terjadi beberapa bencana alam. Seperti […]

  • DPC Gerindra Kudus Matangkan Strategi Lima Tahun Ke Depan, Fokus Regenerasi dan Program Prabowo

    DPC Gerindra Kudus Matangkan Strategi Lima Tahun Ke Depan, Fokus Regenerasi dan Program Prabowo

    • calendar_month Ming, 13 Jul 2025
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 0
    • 0Komentar

    KUDUS – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kabupaten Kudus menggelar rapat kerja (raker) pada Minggu (13/7/2025). Raker yang dihadiri Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah dan jajarannya ini bertujuan merumuskan langkah strategis lima tahun ke depan, sekaligus mengevaluasi dan menyegarkan struktur partai di tingkat ranting, PAC, dan DPC. Ketua DPC Gerindra Kudus, Sulistyo Utomo, […]

  • Gagal Beraksi Satu Pelaku Curanmor di Tambakromo Diamankan

    Gagal Beraksi Satu Pelaku Curanmor di Tambakromo Diamankan

    • calendar_month Sel, 28 Nov 2017
    • account_circle Redaksi
    • visibility 1
    • 0Komentar

    DITAHAN : Pelaku pencurian sepeda motor diamankan polisi usai aksinya kepergok di pinggir jalan persawaan Jalan  Sungsang  turut Desa Karangawen Kecamatan  Tambakromo  Senin (27/11) petang lalu Lingkar Muria, PATI – Seorang pelaku pencurian sepeda motor (curanmor) berhasil diamankan kepolisian. Hal ini terjadi usai aksi pelaku curanmor yang bernama Suprapto, 50, diketahui warga. Tersangka yang tinggal […]

  • Mandi Sampai Pagi di Blumbang Sarean Kajen Malam Suro

    Mandi Sampai Pagi di Blumbang Sarean Kajen Malam Suro

    • calendar_month Sen, 2 Sep 2019
    • account_circle Redaksi
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Suasana mandi di kolam belakang makam Syeh Ahmad Mutamakkin Kajen PATI – Toyib, 17, sama sekali tak menggigil kedinginan. Walaupun sudah lebih 30 menit berendam di semua kolam besar di belakang makam Syeh Ahmad Mutamakkin Kajen tersebut. Sabtu (31/8) malam lalu, area kolam yang tepat bersebelahan dengan balai desa tersebut penuh sesak. Baik oleh orang-orang […]

  • Remaja Diamankan Tim Resmob Pati karena Bawa Celurit, Diduga Terlibat Pertikaian Antar Kelompok

    Remaja Diamankan Tim Resmob Pati karena Bawa Celurit, Diduga Terlibat Pertikaian Antar Kelompok

    • calendar_month Sen, 8 Jan 2024
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 0
    • 0Komentar

    Pati – Tim Resmob Sat Reskrim Polresta Pati berhasil menangkap seorang remaja yang tertangkap membawa senjata tajam jenis Celurit di jalan raya Pati-Gembong, dekat Desa Gembong, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati. Kejadian ini terjadi pada Sabtu ( 06/01/2024). Kapolresta Pati, Kombes Pol Andhika Bayu Adhittama, melalui Kasat Reskrim Kompol M. Alfian Armin Map, mengungkapkan bahwa pelaku […]

  • DPRD Pati Berkomitmen Dorong Kemajuan Batik Tulis Bakaran

    DPRD Pati Berkomitmen Dorong Kemajuan Batik Tulis Bakaran

    • calendar_month Sel, 30 Sep 2025
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 0
    • 0Komentar

    PATI – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati menunjukkan komitmennya dalam mendukung kemajuan potensi batik tulis asli Pati, yaitu Batik Bakaran yang berasal dari Kecamatan Juwana. Batik Bakaran memiliki karakter dan ciri khas tersendiri, baik dari segi motif maupun corak warnanya. Wakil Ketua DPRD Pati, Hardi, menyampaikan bahwa Batik Bakaran sangat khas dan memerlukan […]

expand_less