Efektivitas Persebaya Jadi Pembeda, Persijap Jepara Kehilangan Arah di GBT
- account_circle Fatwa Fauzian
- calendar_month 2 jam yang lalu
- visibility 1.223

Persijap Jepara saat bertandang di markas Persebaya Surabaya di Gelora Bung Tomo
OLAHRAGA – Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, kembali menjadi panggung yang sulit bagi tim tamu. Minggu (28/12/2025) sore, Persijap Jepara datang dengan harapan mencuri poin, namun pulang dengan kenyataan pahit setelah takluk telak 0-4 dari Persebaya Surabaya. Skor besar itu bukan sekadar angka, melainkan cermin jelas dari perbedaan efektivitas kedua tim sepanjang 90 menit pertandingan.
Sejak peluit awal dibunyikan, Persebaya tampil dengan pendekatan yang sederhana namun mematikan. Mereka tidak mendominasi permainan secara berlebihan, tetapi mampu memanfaatkan setiap celah yang ditinggalkan Persijap. Setiap peluang yang hadir nyaris selalu berujung ancaman serius, dan sebagian besar berbuah gol.
Sebaliknya, Persijap justru memulai laga dengan cukup menjanjikan. Di awal babak pertama, Laskar Kalinyamat sempat menciptakan beberapa peluang yang berpotensi mengubah jalannya pertandingan. Namun, persoalan klasik kembali muncul: penyelesaian akhir yang kurang tenang. Ketika peluang emas tak mampu dikonversi menjadi gol, kepercayaan diri perlahan terkikis.
Momentum pun berbalik. Gol demi gol Persebaya tidak hanya merobek gawang Persijap, tetapi juga memukul mental para pemain. Lini pertahanan yang sebelumnya cukup disiplin mulai kehilangan koordinasi. Ruang antar lini melebar, komunikasi melemah, dan kesalahan kecil berubah menjadi hukuman besar.
Pelatih Persijap Jepara, Divaldo Alves, secara terbuka mengakui keunggulan Persebaya. Menurutnya, efektivitas menjadi pembeda utama dalam pertandingan tersebut.
“Persebaya bermain sangat efektif. Mereka tidak membutuhkan banyak peluang untuk mencetak gol, sementara kami tidak maksimal saat mendapatkan kesempatan,” ujar Divaldo Alves usai laga.
Pernyataan tersebut menegaskan gambaran pertandingan. Persijap bukan tanpa peluang, tetapi gagal memanfaatkan momen krusial. Di level kompetisi yang ketat, kegagalan dalam satu atau dua kesempatan bisa berdampak besar, terlebih ketika menghadapi tim yang mampu menghukum kesalahan sekecil apa pun.
Divaldo juga menyoroti kurangnya ketenangan di lini belakang anak asuhnya. Setelah kebobolan, konsentrasi pemain menurun, dan tekanan dari tuan rumah semakin sulit dibendung. Situasi ini membuat Persijap kesulitan keluar dari tekanan dan kehilangan kendali permainan seiring berjalannya laga.
Kekalahan telak di Surabaya menjadi cermin evaluasi penting bagi Persijap Jepara. Koordinasi lini belakang dan ketajaman lini depan menjadi dua pekerjaan rumah utama yang harus segera dibenahi. Tanpa perbaikan di dua sektor tersebut, Persijap akan terus berada dalam posisi rentan saat menghadapi tim-tim dengan efektivitas tinggi.
Meski demikian, hasil pahit ini bukan akhir dari segalanya. Divaldo berharap kekalahan di GBT dapat menjadi pelajaran berharga bagi skuad Laskar Kalinyamat. Dengan evaluasi yang tepat dan respons yang cepat, Persijap masih memiliki peluang untuk bangkit dan menunjukkan karakter sesungguhnya pada pertandingan-pertandingan berikutnya.
Editor: Arif
- Penulis: Fatwa Fauzian
